BKPM Ungkap Alasan Batam Jadi Lokasi Hilirisasi Timah dan Nikel, Total Investasi Rp 1 Triliun
Batam jadi salah satu lokasi hilirisasi timah dan nikel dengan nilai investasi Rp 1 Triliun serta mulai beroperasi tahun 2026. BKPM ungkap alasannya.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI) mengungkap alasan dipilihnya Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai salah satu lokasi hilirisasi timah dan nikel.
Hilirisasi timah dan nikel di Batam ini ditandai melalui investasi sebesar Rp 1 Triliun dengan menggandeng PT Timah Batam Sinergi (BTS) sebagai pabrik hilirisasi timah di Batam.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM RI, Todotua Pasaribu mengungkap, kehadiran pabrik ini akan mengolah logam timah yang menjadi berbagai produk turunan bernilai tambah.
Program hilirisasi ini didukung dengan 28 komoditas unggulan, termasuk timah dan nikel, yang siap untuk didorong dalam proses hilirisasi.
Perusahaan ini nantinya akan menghasilkan beberapa produk yang meliputi produksi Stannic Chloride dari timah ingot dan klorin.
Baca juga: Harta Kekayaan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani 860 Miliar, Punya 27 Tanah
Selanjutnya, proses kedua melibatkan produksi Dimethyl Tin Dichloride (DMTCL) dari timah ingot, methyl chloride, dan Stannic Chloride.
Tahap terakhir adalah produksi Methyl Tin Mercaptide melalui reaksi DMTCL dengan 2-Ethylhexyl Thioglycolate (2EHTG) dan amonia, dengan total kapasitas produksi diperkirakan mencapai 16.000 metrik ton per tahun.
Serta menjadikannya sebagai produsen terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.
"Pabrik ini diperkirakan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2026 mendatang," ujarnya.
"Kami ingin fokus pada hilirisasi dan pemerintah siap mendukung agar kita bisa memperoleh manfaat yang maksimal dari sumber daya alam yang kita miliki," ujar Wamen Investasi dan Hilirisasi/BKPM RI, Todotua Pasaribu, dalam kunjungan ke perusahaan yang berada di kawasan industri Sei Lekop, Jumat (24/1).
Baca juga: Syarat Lengkap Ikut Pelatihan Tenaga Kerja Disnaker Batam Tahun 2025, Total 56 Bidang
Menurut Todotua, Batam memiliki posisi strategis karena dekat dengan Selat Malaka dan Singapura, menjadikannya lokasi ideal untuk investasi di sektor industri manufaktur dan teknologi.
Pemilihan Batam sebagai lokasi pembangunan disebut akibat penawaran sejumlah keunggulan, mulai dari infrastruktur yang memadai, ketersediaan energi listrik yang stabil, tenaga kerja berkualitas, hingga status kawasan perdagangan bebas atau Free Trade Zone (FTZ) yang memungkinkan 90 persen hasil produksi diekspor ke berbagai negara.
"Batam, saat ini juga sedang dalam proses pengembangan untuk menjadi pusat industri semikonduktor dan pusat data center," jelasnya.
Proyek tersebut tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan di Batam dan memperkuat posisi Indonesia di kancah industri hilirisasi timah secara universal.
Baca juga: Batam Bebas PPN 12 Persen Tapi Diskon Listrik 50 Persen Awal Tahun 2025 Tak Kebagian
Polsek Sekupang Imbau Siswa SMAN 1 Batam Tak Ikut Demo, Gunakan Waktu untuk Raih Prestasi |
![]() |
---|
Kapolres Pastikan Isu Demo Besar di Batam Hoaks, Warga Diminta Tenang: Batam Kondusif |
![]() |
---|
Grand Opening Klamby Store Batam: Hadirkan Koleksi Eksklusif |
![]() |
---|
Breaking News, Angin Puting Beliung Terjang Pulau Terong Batam, Atap Pelabuhan Roboh |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca BMKG Hang Nadim Batam Senin 1 September, Hujan Guyur Batam Hingga Siang Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.