USOPATER Buka Pabrik Floater Panel Surya Terapung di Batam, Dukung Transisi Energi
USOPATER resmi memperkenalkan pabrik manufaktur pelampung (floater) panel surya terapung di Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (14/2/2025).
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - PT Utomo Solar Panel Terapung Erpo (USOPATER), anak perusahaan Utomodeck Group, resmi memperkenalkan pabrik manufaktur pelampung (floater) panel surya terapung di Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (14/2/2025).
Pabrik komponen pelampung (floater) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung resmi beroperasi di Batam.
Pabrik ini diharapkan menjadi bagian penting dalam mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia, mengingat potensi besar PLTS Terapung di negara kepulauan ini.
Managing Director Utomo Solar Panel Terapung (Usopater) Anthony Utomo mengatakan, pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 20 MegaWatt per bulan.
Baca juga: BP Batam Gandeng Dua Perusahaan Bangun PLTS Terapung di Waduk Duriangkang dan Tembesi
Target pasar pabrik ini meliputi proyek Perusahaan Listrik Negara (PLN), sektor swasta, serta peluang ekspor ke negara tetangga.
"PLTS Terapung ini sangat potensial di Indonesia, terutama mengingat luasnya garis pantai yang kita miliki. Kami ingin mendorong pengembangannya bersama mitra kami PLN dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), termasuk ke sektor offshore," ujar Anthony saat ditemui.
Pabrik ini memiliki keunggulan dengan memproduksi komponen pelampung secara domestik.
Menjadikannya produk lokal dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 55 persen, dan merupakan salah satu yang terbesar untuk kategori komponen floater di Indonesia.
"Untuk saat ini pekerja pabrik ada hampir 100 orang dan kami juga menyerap tenaga lokal. Untuk produksinya kami juga menggunakan praktik berkelanjutan yang meminimalisir limbah plastik. Jadi saat pelampung sudah dicetak dan dipotong, sisanya masuk lagi ke dalam mesin. Tidak ada yang terbuang," tambah Anthony.
Selain itu, teknologi yang digunakan dalam pabrik ini sudah teruji di proyek PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara, yakni di Cirata.
"Teknologi yang kami gunakan ini sudah teruji di proyek Nusantara Renewable yang saat ini terbesar di Asia Tenggara di Cirata. Dari segi teknologi maupun keandalan, itu bisa kami pastikan karena produksi dilakukan di Indonesia, termasuk layanan purna jual yang juga terjamin," imbuhnya.
Direktur Utama PLN Nusantara Renewable Harjono juga menyambut baik kehadiran pabrik ini.
Baca juga: Pemko Batam Dukung Pembangunan PLTS di Pulau Bulan oleh Parama Multisarana Orion
Ia mengatakan, PLTS Terapung memiliki banyak keunggulan dibandingkan PLTS berbasis darat, terutama dalam hal efisiensi biaya, percepatan pemasangan, dan minimnya kebutuhan lahan.
"Kami melihat bahwa dari sisi biaya, PLTS Terapung lebih murah dibandingkan sistem darat karena tidak ada biaya akuisisi lahan. Ini juga bisa memperkuat industri energi terbarukan dan meningkatkan peluang ekspor," kata Harjono.
Dengan hadirnya pabrik komponen pelampung ini, Batam semakin berperan dalam mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia dan mendorong kemandirian industri lokal yang berkelanjutan.
(Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)
Baca berita Tribunbatam.id lainnya di Google News
Usai Videonya Viral Pukul Honorer Pemko Batam, Kini Ibu Bhayangkari Minta Maaf |
![]() |
---|
Mahasiswa Unrika Bersama DLH Batam Gelar Sosialisasi Pemilahan Sampah di Batam |
![]() |
---|
Kasus 2 Ton Sabu di Kepri, 6 Tersangka Resmi Dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Batam |
![]() |
---|
Remaja Pelaku Curanmor di Batam Viral di Medsos, Warga Sagulung Geram Beri 'Salam Olahraga' |
![]() |
---|
BRI Batam Gandeng KMP Pulau Buluh Salurkan KUR, Perluas Akses Warga di Pesisir Dapat Modal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.