Pembunuhan Guru di Riau

Cerita Pelajar SMA di Kuansing Jadi Piatu Karena Ayahnya, Tubuhnya Bergetar Melihat Ibunya Digorok

Z merupakan Pelajar SMA di Kabupaten Kuansing, pagi itu ditengah hujan lebat ia sempat mendengar suara motor ayahnya keluar rumah. Walaupun heran

|
Editor: Eko Setiawan
Tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo/Dok Warga Setempat
PEMBUNUHAN WAKEPSEK - Jasad Juniwarti Wakil Kepsek SMPN 4 Seberang Taluk dievakuasi dari rumahnya ke RS Bhayangkara Pekanbaru menggunakan ambulans, Senin (24/2/2025) 

TRIBUNBATAM.id, KUANSING - Seluruh tubuh Z (17) tiba-tiba bergetar hebat, ia seolah syok melihat kondisi ibunya yang sudah berlumuran darah di dalam kamar rumahnya di perumahan Griya Sinambek Permai Nomor 4 Kelurahan Sungai Jering, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuantan Singingi (Kuansing), Senin (24/2/2025) pagi.

Kini ia menjadi seorang piatu karena ulah ayahnya sendiri bernama Elvis Ardi (48) seorang ASN di Pemkab Kuansing Riau.

Ibunya adalah Juniwarti seorang Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Seberang Taluk yang tewas dihabisi sang ayah.

Z merupakan Pelajar SMA di Kabupaten Kuansing, pagi itu ditengah hujan lebat ia sempat mendengar suara motor ayahnya keluar rumah. Walaupun heran karena pagi itu ayahnya pergi secara tiba-tiba, namun itu tidak terlalu ia pikirkan.

Sebab sebagai seorang pelajar SMA, ia hendak mempersiapkan dirinya untuk aktifitas seperti biasa di pagi hari itu.

Masih berbaring di kasur, tiba-tiba ponselnya berdering, disana ia melihat ternyata ada notifikasi dari sang ayah.

Padahal ia baru saja mendengar suara motor ayahnya keluar rumah dengan menggunakan sepeda motor.

Melihat Notofikasi itu, Z kemudian membuka pesan WhatsApp yang dikirim sang ayah ke HP miliknya. Pesan WhatsApp tersebut yakni meminta sang anak untuk melihat kondisi ibunya di dalam kamar.

Dengan mata yang masih mengantuk, Z keluar dari kamar dan menuju kamar orangtuanya. Langkahnya masih gontai namun dipaksa untuk terus melaju ke kamar ibunya. 

Setiba disana, ia membuka pintu yang tidak dikunci, Z perlahan mendorongnya. Dari kejauhan ia melihat ibunya yang terbaring dan Berlumuran darah

Tiba-tiba ngantuknya di pagi itu hilang setelah memperhatikan leher ibunya dari kejauhan. Antara percaya dan tidak percaya, ia melihat ada darah di leher sang ibu.

Melihat hal itu, iapun kemudian meloncat dan berlari mendekati ibunya. Ia mencoba membangunkan ibunya namun tidak ada respon. Disana ia mulai histeris berteriak meminta ibunya bangun. Z pun berharap ini hanya mimpi, namun semua itu nyata dan terjadi di pagi itu. 

Karena tidak ada respon dari sang ibu, Z berlari ke rumah tetangga. Disana ia bertemu dengan A tetangga disamping rumahnya. Sambil begetar dia bercerita kalau ibunya dalam keadaan kritis.

"Saat melihat ibunya, Z pun langsung ke rumah saya minta tolong," ujar A seprti dilansir dari Tribunpekanbaru.

Z yang saat itu terlihat gemetaran masih sanggup bercerita, sebelum sang ayah mengirimkan pesan WhastApp, ia mendengar suara motor ayahnya yang tiba-tiba melaju kencang keluar rumah.

"Dia cerita mendengar bapaknya pergi pakai motor keluar rumah dan melaju kencang," lanjutnya.

Awalnya, Z tak menyangka jika ibunya tewas dengan tragis. Tetapi saat itu Kata Z, kedua orangtuanya memang sering cekcok. Namun ia tak sangka akan seperti itu.

"Dia cerita orangtuanya memang sering cekcok tapi Z tak menyangka akan seperti ini akhirnya," ujar A.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved