WANITA LOMPAT DARI JEMBATAN DOMPAK

Mahasiswi di Tanjungpinang Lompat dari Jembatan Dompak, Kampus Janji Beri Dukungan Penuh

Aksi mahasiswi di Tanjungpinang lompat dari Jembatan Dompak bikin manajemen STIE Pembangunan prihatin. Mereka janji beri dukungan penuh.

Penulis: Yuki Vegoeista | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Yuki Vegoeista
Pimpinan STIE Pembangunan Tanjungpinang, Charly Marlinda saat ditemui di ruangannya, Kamis (13/3/2025). Kampus bereaksi setelah seorang mahasiswi mereka lompat dari Jembatan Dompak, Kota Tanjungpinang, Kepri. 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Kejadian yang menimpa seorang mahasiswi lompat dari Jembatan Dompak, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) membuat civitas akademika STIE turut bersedih dan prihatin. 

Mariana, mahasiswi STIE Pembangunan Tanjungpinang yang tengah berjuang menyelesaikan studinya dikabarkan mengalami tekanan berat hingga mencoba mengakhiri hidupnya dengan lompat dari Jembatan Dompak.

Beruntung, Mariana berhasil diselamatkan dan kini dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Ketua STIE Pembangunan Tanjungpinang menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas kondisi Mariana. 

"Pertama kali tentunya kami merasa bersedih ya, dan prihatin atas apa yang terjadi pada mahasiswi kami, Adik Mariana. Kami sudah berkoordinasi dan mengklarifikasi berbagai informasi yang beredar. Semalam, perwakilan kampus juga sudah menjenguk Mariana di rumah sakit," ujar Pimpinan STIE Pembangunan Tanjungpinang, Charly Marlinda, Kamis 13/3/2025).

Baca juga: Wanita di Tanjungpinang Lompat dari Jembatan Dompak, Polisi: Diduga Frustasi Skripsi Belum Siap

Dari hasil penelusuran kampus, diketahui bahwa Mariana telah dua kali mengajukan judul skripsi.

Pada pengajuan pertama, ia sempat memilih untuk menghentikan bimbingan karena harus merawat ibunya yang sakit. 

Setelah enam bulan tanpa komunikasi dengan dosen pembimbing, SK bimbingan Mariana kadaluarsa.

Ia kemudian mengajukan kembali judul pada September 2024, tetapi kembali tidak melanjutkan proses bimbingan hingga mendekati masa kadaluarsa pada Maret 2025.

"Kami punya ketentuan, kalau dalam 6 bulan tidak ada progres atau komunikasi, maka SK bimbingan akan kadaluarsa. Mariana sempat mengajukan kembali, tetapi situasinya berulang, tidak ada tindak lanjut bimbingan," jelas pihak kampus.

Pihak kampus mengungkap bahwa dosen pembimbing yang dipilih Mariana adalah sosok yang dekat dengannya, bahkan pernah dimintai bantuan terkait masalah pribadi. 

Baca juga: Daftar 7 Berita Populer Pilihan Hari Ini, Mahasiswi Tanjungpinang Lompat di Jembatan Dompak

Teman-teman dekatnya pun mengungkap bahwa ini bukan kali pertama Mariana menunjukkan tanda-tanda ingin mengakhiri hidupnya.

"Dari informasi yang kami dapat, tindakan ini bukan yang pertama. Bahkan saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2023, Mariana sempat mengungkapkan keinginannya untuk mengakhiri hidup karena tekanan hidup yang dirasakannya," ungkap Ketua STIE Pembangunan itu.

Saat ini, Mariana masih dirawat intensif dan dilaporkan mengalami cedera fisik akibat percobaan yang dilakukannya. 

"Kondisinya sekarang sangat drop, baik secara fisik maupun mental. Kami akan terus memantau dan mendampingi hingga ia pulih kembali," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved