TANJUNGPINANG TERKINI

Pohon di Jalan Utama Tanjungpinang Rawan Tumbang, Warga Resah

Mereka meminta kepada pemerintah kota untuk mengambil langkah antisipatif agar tidak terjadi korban akibat pohon tumbang

Penulis: Yuki Vegoeista | Editor: Agus Tri Harsanto
TribunBatam.id/Yuki Vegoeista
POHON - Salah satu jalan yang terdapat pohon yang mana rantingnya mengarah ke jalanan yang sering dilalui masyarakat di Kota Tanjungpinang 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id – Warga Kota Tanjungpinang resah terhadap keberadaan pohon-pohon besar yang dinilai rawan tumbang di sepanjang jalan-jalan protokol.

Mereka meminta kepada pemerintah kota untuk mengambil langkah antisipatif agar tidak terjadi korban akibat pohon tumbang.

Beberapa lokasi yang disebut rawan antara lain di Jalan Ahmad Yani, Jalan Raja Haji Fisabilillah, Jalan D.I Panjaitan, hingga Jalan Adi Sucipto.

Masyarakat menilai pohon-pohon di lokasi tersebut membahayakan keselamatan pengendara dan pejalan kaki, terutama saat cuaca buruk.

“Kalau tidak segera dipangkas, bisa membahayakan kami. Sudah pernah terjadi pohon tumbang sebelumnya. Kami takut jadi korban,” ungkap Leman seorang tukang ojek di Kota Tanjungpinang.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Tanjungpinang, Agustiawarman, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima banyak permintaan pemangkasan dari warga, sekolah, dan instansi pemerintah.

“Kami sudah mendapat instruksi untuk memangkas pohon-pohon yang dianggap berisiko. Tapi karena keterbatasan alat dan jumlah personel, pemangkasan dilakukan secara bertahap, maksimal dua pohon setiap harinya,” jelasnya.

Ia menambahkan, lokasi yang telah masuk dalam daftar pemangkasan mencakup Jalan D.I Panjaitan, Ahmad Yani, Adi Sucipto, hingga kawasan Batu 8, Jalan Raja Haji Fisabilillah.

Namun demikian, proses pemangkasan pohon di jalan utama kerap menghadapi hambatan teknis. Banyak pohon berdiri dekat dengan jaringan kabel listrik, sehingga petugas harus bekerja ekstra hati-hati.

Selain itu, tidak semua pohon bisa dijangkau dengan peralatan yang dimiliki saat ini.

“Beberapa pohon terlalu tinggi, sementara alat kami tidak mampu menjangkaunya. Jadi sebagian besar pekerjaan harus dilakukan secara manual,” pungkasnya. (yki)
(TribunBatam.id/Yuki Vegoeista)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved