Tanjungpinang Terkini

Daya Beli di Kota Tanjungpinang Mulai Berkurang, Pedagang Mengeluh dan Minta Solusi Pemerintah

Pemerintah setempat diharapkan bisa mengambil kebijakan konkret untuk mengatasi persoalan ini.

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Eko Setiawan
Tribun Batam.id/ Ronnye Lodo Laleng
DAYA BELI LEMAH - Pengunjung saat belanja di salah satu mini market yang ada di Batu 9, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri). 

Ringkasan Berita:
  1. Daya beli masyarakat Tanjungpinang melemah, dirasakan pedagang kecil dan menengah.
  2. Omzet turun drastis, bahkan pembelian barang yang biasanya dua kali sebulan kini hanya sekali.
  3. Penurunan penjualan terutama terjadi pada rokok, makanan, dan minuman.
  4. Persaingan usaha makin ketat akibat banyaknya pedagang baru
  5. Pedagang berharap pemerintah menstabilkan harga sembako dan menjaga stok pangan 

 

TRIBUN BATAM.id, TANJUNGPINANG  - Dunia usaha di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mulai merasakan dampak pelemahan daya beli masyarakat. 

Situasi ini sudah dirasakan pedagang kecil dan menengah sejak beberapa bulan terakhir.

Pemerintah setempat diharapkan bisa mengambil kebijakan konkret untuk mengatasi persoalan ini.

Seorang pedagang Rosalina mengaku penjualan sembako di warung miliknya semakin sulit.

"Daya beli semakin berkurang. Biasa satu bulan saya order barang dua kali, saat ini hanya sekali saja," sebut Rosalina, Kamis (30/10/2025).

Dia menyampaikan, sejumlah item yang memengaruhi penurunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau seperti rokok.

"Dulu paling banyak yang beli rokok di warung saya. Sekarang sulit yang belanja, tak tahu kenapa," akunya. 

Keluhan serupa juga disampaikan pedagang toko Kelontong lainnya, Intan.

Dia mengaku turunnya omzet, akibat sepinya pembeli.

Padahal dua bulan lagi, sudah memasuki perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2027.

"Selama 5 tahun saya usaha baru tahun ini anjlok. Biasa menjelang akhir tahun daya beli masyarakat melonjak," akunya. 

Dia membeberkan, sebelumnya dia bisa menghasilkan omzet hingga Rp 2 juta sehari.

Beberapa bulan belakangan ini, omzet paling tinggi Rp 1 juta saja sehari.

Yang paling dirasakan adalah pembeli rokok sangat merosot tajam.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved