Polisi Gadungan Ditangkap karena Tipu Polisi Asli, Janjikan Pindah Tugas dekat Keluarga

Berbekal seragam polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), MS  memperdaya anggota polisi sungguhan yang berdinas di Mapolres Probolinggo.

SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
POLISI GADUNGAN - Tersangka MS saat diinterogasi Kapolsek Tegalsari Polrestabes Surabaya, Kompol Rizki Santoso, Rabu (21/5/2025). Menjadi polisi gadungan, MS merupakan pelaku penipuan dan penggelapan. 

TRIBUNBATAM.id - Polisi gadungan menipu polisi asli. Itulah yang dilakukan MS (22). Berbekal seragam polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), MS  memperdaya anggota polisi sungguhan yang berdinas di Mapolres Probolinggo.

MS kini dibekuk anggota Polsek Tegalsari Polrestabes Surabaya.

Pemuda itu cukup lihai saat beraksi.

Ia menawarkan bantuan kepada anggota polisi tersebut untuk mengurus proses mutasi ke tempat dinas baru yang lebih dekat dengan keluarganya di Mapolres Lamongan. 

Namun, MS meminta imbalan jasa abal-abalnya itu, dengan nominal uang sekitar belasan juta rupiah. 

Hari terus berganti. Namun proses mutasi tak kunjung ada.

Barulah polisi asli menyadari jika MS merupakan polisi gadungan.

Menurut Kapolsek Tegalsari, Kompol Rizki Santoso, MS juga kerap mengaku sebagai anggota polisi yang berdinas di beberapa markas besar seperti Mabes Polri, Polda Metro Jaya dan Ditreskrimsus Polda Jatim. 

Nyatanya, pemuda bertubuh kurus itu cuma pekerja serabutan yang berlagak sebagai polisi. 

"Pelaku berjanji bisa memindahkan korban dari Polres Probolinggo ke Polres Lamongan. Namun, setelah uang diberikan, korban tak kunjung memperoleh mutasi sesuai keinginan," ujar Kompol Rizki dalam konferensi pers di aula Mapolsek Tegalsari, Rabu (21/5/2025). 

Selain korban dari kalangan polisi asli, MS juga sempat menargetkan korban dari kalangan masyarakat sipil biasa. 

Korbannya adalah warga Wonokromo, Surabaya, berinisial ED (28). Tak lain dan tak bukan merupakan teman satu komunitas keagamaan di sebuah gereja Kota Surabaya. 

Lagi-lagi, berkedok sebagai polisi yang berdinas di Mapolda Jatim dengan pangkat mentereng dan jabatan yang prestisius membuat si korban terpedaya.

MS mengaku dapat membantu menghubungkan ke sebuah kantor perbankan untuk menukarkan uang sekitar Rp 135 juta menjadi pecahan uang tunai bernominal lebih kecil.

Seusai uang tunai ratusan juta ditransfer ke nomor rekening pribadi, MS tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved