Orang Tua di Lingga Tak Terima Anaknya Tak Naik Kelas Tingkat SMA, Kepsek Kasih Paham

Seorang wali murid yang menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 1 Selayar, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, mengeluhkan anaknya tak naik kelas.

|
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
Dokumentasi SMAN 1 Selayar
Potret SMAN 1 Selayar, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, saat memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025. Kepsek kasih paham soal orang tua yang tak terima anaknya tak naik kelas di sekolah ini 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Awalludin, salah satu orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 1 Selayar, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mengeluhkan anaknya tak naik kelas.

Sebagai informasi pada Kamis (26/6/2025) ini, SMA atau SMK Negeri di Kepri melaksanakan pembagian raport serentak, sebelum memasuki libur panjang atau tahun ajaran baru.

Momen pembagian raport ini diwarnai rasa tak terima Awalludin. Sebab anaknya MF dinyatakan tidak naik ke kelas XII oleh pihak sekolah alias tinggal di kelas XI.

Ia menilai, melalui Peraturan Mendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan, tidak ada siswa yang tinggal kelas.

Baca juga: Pelajar SDN 004 Selayar di Lingga Berani Unjuk Gigi Tampilkan Bazar Hingga Berbagai Bakat Seni

"Penilaian tidak lagi dijadikan alat penghukuman, melainkan sarana untuk memetakan capaian kompetensi siswa, memberikan umpan balik konstruktif, serta mendorong perbaikan proses belajar," ujarnya.

Menurutnya, tidak naik kelas anaknya dikarenakan faktor subjektifitas dari tenaga pendidik, yang mencampurkan persoalan pribadi dengan profesionalisme sebagai pengajar.

“Kami sebagai orang tua sangat kecewa. Ini bukan hanya soal raport, ini soal masa depan anak-anak kami. Sekolah semestinya menjadi ruang tumbuh, bukan tempat dihukumnya anak-anak karena ketidaksukaan pribadi,” ungkap Awalludin.

Saat ditanya terkait sikap anaknya di sekolah, menurut Awalludin, MF sedikit berperilaku nakal di sekolah, tetapi tidak fatal.

"Biasalah namanya anak-anak. Anak saya cuma 14 hari tak ada keterangan (tak hadir sekolah-red). Kalau ujian dia ikut," ungkapnya.

"Sekarang ini tak ada lagi anak yang tinggal kelas, kecuali kesalahan fatal, mukul guru atau hal yang berkaitan dengan yang sangat fatal," sambungnya menilai.

Ia berharap, pihak sekolah dapat mengkaji ulang kebijakan tersebut dan menyesuaikannya dengan regulasi yang berlaku. 

"Sebab, setiap anak memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan dan kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan berkembang," ucapnya.

Ia juga meminta, agar Dinas Pendidikan Provinsi Kepri turun tangan, untuk memastikan bahwa proses kenaikan kelas di seluruh satuan pendidikan, khususnya di SMAN 1 Selayar, dilaksanakan sesuai ketentuan hukum dan berpihak pada kepentingan terbaik anak.

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Kepala SMAN 1 Selayar, Josua Ginting membenarkan bahwa siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas.

Ia mengungkapkan, bahwa para guru sudah sangat berupaya untuk memberikan terbaik, tetapi siswa tersebut jauh dari harapan untuk naik kelas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved