Orang Tua di Lingga Tak Terima Anaknya Tak Naik Kelas Tingkat SMA, Kepsek Kasih Paham

Seorang wali murid yang menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 1 Selayar, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, mengeluhkan anaknya tak naik kelas.

|
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
Dokumentasi SMAN 1 Selayar
Potret SMAN 1 Selayar, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, saat memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025. Kepsek kasih paham soal orang tua yang tak terima anaknya tak naik kelas di sekolah ini 

Josua mengungkapkan beberapa alasan, dengan pertimbangan MF tidak naik kelas.

Salah satunya, MF mendapatkan nilai rendah saat ujian dan tidak mau memperbaikinya.

"Anak murid kami ini sudah diberikan kesempatan untuk perbaikan mulai selesai ujian, dan wali kelas mengingatkan ujian perbaikan ke grup WhatsApp. Siswa lain melakukan perbaikan, sementara dia tidak, bahkan diumumkan," ungkap Josua, lewat sambungan telpon WhatsApp kepada Tribunbatam.id.

Baca juga: Janji Pemkab Lingga Bangun Jalan di Kecamatan Selayar Tahun Ini

Menurutnya, wali kelas masih memberi waktu siswa tersebut untuk melakukan perbaikan nilai ujian hingga satu hari sebelum pembagian raport, Rabu (25/6/2025).

"Bahkan sudah di-chat lewat pribadi, tapi anak ini acuh saja," imbuhnya.

Hingga pembagian raport, siswa yang dimaksud tidak melakukan remedial.

"Saat kami tanyakan waktu dia tak naik kelas, kenapa sampai Rabu tak lakukan perbaikan? Dia jawab saya sibuk pak, katanya. Memang dia kerja di luar sekolah katanya, tetapi harus bisa dipisahkan antara waktu kerja dan belajar," ungkap Josua.

Menurut pihak sekolah, dengan pertimbangan nilai ujian yang rendah, dan hasil rapat, siswa itu belum mampu memenuhi kategori naik kelas.

"Sekolah sudah sangat berupaya membuat anak ini mendapatkan nilai yang baik, tapi ternyata jauh dari harapan kami," ujarnya.

Selain itu, pihak sekolah juga mencatat bahwa siswa tersebut sering bolos atau cabut dari sekolah.

"Pihak sekolah atau wali mencatat beliau sering tidak hadir di sekolah dan juga cabut," imbuhnya.

Kepala SMAN 1 Selayar ini juga mengaku, siswa bersangkutan sering bermasalah di sekolah, hingga orang tuanya kerap dipanggil.

"Kami pernah memanggil orang tuanya agar anak tersebut dapat berubah atau lebih baik ke depannya, tapi pihak sekolah menilai nampaknya belum ada perubahan," tuturnya.

Saat disinggung soal Peraturan Mendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan, tidak ada siswa yang tinggal kelas, yang dimaksud orang tuanya, Josua juga mempunyai alasan kuat.

"Aturan itu dilakukan jika memang siswa tersebut jelek nilainya, tetapi dari segi sikap atau perilaku baik saat di sekolah. Kami pihak guru menilai, dirinya belum berperilaku baik, sehingga punya kesempatan untuk mengubahnya," ungkap Kepsek ini dengan tegas.

Ia berharap, kasus ini bisa menjadi pelajaran, sebagai efek jera bagi siswa agar bisa berubah.

"Tidak hanya dia yang tidak naik, siswa lain juga ada yang tidak naik kelas. Semoga ini menjadi efek jera dan para siswa tersebut lebih baik ke depannya dengan mengulang pelajaran," tambahnya. (Tribunbatam.id/Febriyuanda)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved