KAPAL TENGGELAM DI BALI
27 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Belum Ketemu, Diduga Masih Berada di Dalam Laut Selat Bali
Diduga puluhan korban korban Kapal Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan masih berada dalam laut.
TRIBUNBATAM.id - Pencarian korban insiden KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025), hingga kini masih dilakukan oleh Tim SAR gabungan.
Pasalnya, masih ada 30 penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan setelah kapal tenggelam.
Mengingat KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 orang (53 penumpang dan 12 kru) serta 22 kendaraan.
Total 29 orang berhasil diselamatkan dan 6 orang ditemukan meninggal dunia, pada 3 Juli 2025 sore.
Korban meninggal dunia bertambah tiga orang setelah Tim Sar Gabungan menemukan jenazahnya, pada Senin 7 Juli 2025.
Diduga puluhan korban korban Kapal Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan masih berada dalam laut.
Deputi Operasional dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana TNI (Purn) R. Eko Suyatno, mengungkapkan kemungkinan tersebut saat di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
“Hitungan saya berdasarkan hari memang sudah terjadi pembusukan, khususnya korban yang berada di bawah air,” ujarnya, Senin (7/7/2025).
Eko Suyanto juga menjelaskan bahwa korban yang belum ditemukan tidak dapat dipastikan masih berada di dalam kapal.
“Saya belum berani menyebutkan berada di dalam kapal, tetapi di bawah air,” kata Eko.
Indikasi pembusukan korban tersebut, kata dia, setelah ditemukannya satu jenazah berkelamin laki-laki yang berhasil ditemukan TNI AL, Minggu (6/7). Lokasi penemuan mayat tidak jauh dari tempat tenggelamnya kapal.
“Bisa dilihat saat kami melabeli kulit (korban) jenazah korban laki-laki, karena saat ditemukan posisinya terlungkup, sementara kalau perempuan pasti terlentang,” ulas Eko seperti dilansir Tribunjatim-timur.com.
Eko menyebut, adanya korban yang berada di bawah air muncul di permukaan tersebut menjadi tanda, adanya progres positif pencarian yang dilakukan Tim SAR Gabungan ini.

Baca juga: Update Pencarian 30 Korban KMP Tunu Tenggelam di Selat Bali, Tim SAR Temukan 3 Jenazah Lagi
Sementara itu, Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) menyampaikan dukacita yang mendalam atas musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
“Kami mendoakan agar korban yang belum ditemukan segera dapat dievakuasi dan seluruh keluarga korban diberikan ketabahan serta dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan, baik dalam bentuk pertolongan langsung maupun santunan yang layak,” ujar Ketua Umum DPP Gapasdap Khoiri Soetomo, Minggu (6/7).
Khoiri juga menyoroti pernyataan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Aras, soal usia kapal penyeberangan di Indonesia. Khoiri mengtakan, tidak ada korelasi langsung antara usia kapal dengan kelaiklautan kapal.
Walaupun berusia tua, tetapi kapal setiap tahun melaksanakan kegiatan pengedokan dan dalam pengedokan tersebut akan dilakukan penggantian part yang dinilai dibawah standar klas.
“Dan selama doking dilakukan pengawasan yang ketat oleh BKI dan Marine Inspektor dari Kementerian Perhubungan. Selain itu ada perbedaan dengan kendaraan darat seperti mobil dan motor, kapal laut dibangun melalui proses rekayasa yang matang dan dirancang untuk masa operasional jangka Panjang,” katanya.
Khoiri menjelaskan, pada saat kapal akan beroperasi juga diwajibkan melalui proses pemeriksaan dan sertifikasi yang sangat ketat, melibatkan berbagai institusi seperti Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), serta wajib memiliki sertifikat kelayakan yang sah sebelum Surat Persetujuan Berlayar (SPB) diterbitkan oleh Syahbandar.
Di samping itu, kapal wajib diasuransikan secara lengkap, termasuk untuk hull & machinery, wreck removal, serta oil pollution liability, semuanya melalui prosedur evaluasi kelayakan laut (sea worthiness) secara berkala.
Khoiri menyambut baik niat Komisi V DPR RI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan pelayaran, dan berharap proses investigasi yang sedang dilakukan oleh KNKT dapat memberikan rekomendasi yang konstruktif, objektif, dan berbasis data teknis.
Dalam semangat tersebut, Gapasdap mengimbau agar semua pihak menghindari generalisasi dan tetap menunggu hasil investigasi resmi sebelum menyimpulkan penyebab insiden.
“Kami juga mendesak pemerintah untuk memberikan dukungan nyata dalam rejuvenasi armada, termasuk melalui skema pembiayaan ringan dan stimulus fiskal, serta mendorong industri galangan kapal nasional agar mampu menyediakan kapal berkualitas tinggi dengan waktu pengerjaan yang efisien dan harga yang lebih kompetitif,” katanya seperti dilansir tribunnews.com.
Sebagai asosiasi, DPP Gapasdap tetap berkomitmen untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan transportasi penyeberangan yang andal, selamat, manusiawi, dan berkelanjutan, demi kepentingan masyarakat luas serta mendukung konektivitas nasional
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul "27 KORBAN Masih Belum Ketemu, Diduga Berada di Dalam Laut Pasca Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya"
Kesaksian Anif Nelayan Temukan 1 Korban KMP Tunu Dikerubungi Burung, Jaga Jenazah Agar Tidak Hilang |
![]() |
---|
Update Pencarian 30 Korban KMP Tunu Tenggelam di Selat Bali, Tim SAR Temukan 3 Jenazah Lagi |
![]() |
---|
Cerita Pilu Toniansah Korban Insiden KMP Tunu di Selat Bali, Genggam Jasad Ayah Sambil Terapung |
![]() |
---|
Gibran Tinjau Penanganan Insiden KMP Tunu di Selat Bali, Jasa Raharja Ungkap Santunan untuk Korban |
![]() |
---|
Kesaksian Sopir Travel Selamat Insiden KMP Tunu Tenggelam di Selat Bali, Panik saat Dengar Teriakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.