PEMBUNUHAN POLISI DI LOMBOK

Kesaksian Pemandi Jenazah Brigadir Nurhadi, Mertua Menduga Dijebak 2 Atasan Korban

Sukarmidi beranggapan bahwa Brigadir Nurhadi meninggal dunia karena kekerasan alias penganiayaan.

Editor: Khistian Tauqid
Dok.Polri
BRIGADIR NURHADI TEWAS - Foto Brigadir Nurhadi yang tewas tak wajar di kolam renang, mirisnya 2 tersangka pembunuhan terhadapnya yang merupakan atasann di kepolisian justru tak ditahan, Sabtu (5/7/2025). Mertua mendiang Brigadir Nurhadi, Sukarmidi mengungkap bekas luka di tubuh menantunya saat memandikan jenazah. 

TRIBUNBATAM.id - Mertua mendiang Brigadir Nurhadi, Sukarmidi mengungkap bekas luka di tubuh menantunya saat memandikan jenazah.

Seperti diketahui, kematian Anggota Bid Propam Polda NTB Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 16 April 2025 hingga kini masih dalam penyelidikan.

Polda NTB sementara mentapkan tiga tersangka yaitu Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra, serta wanita asal Jambi bernama Misri Puspita Sari yang kini sudah ditahan.

Khusus untuk Kompol Yogi dan Ipda Haris Chandra merupakan atasan Brigadir Nurhadi di Polda NTB.

Kedua oknum anggota polisi tersebut telah dikenakan sanksi Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH).

Hasil autopsi menjelaskan bahwa Brigadir Nurhadi mengalami beberapa luka di tubuhnya dan bagian kepala.

Bagian lidah Brigadir Nurhadi menandakan korban dicekik di kolam renang.

Sedangkan untuk bekas luka, Sukarmidi melihat kejanggalan saat memandikan jenazah Brigadir Nurhadi.

Sukarmidi beranggapan bahwa Brigadir Nurhadi meninggal dunia karena kekerasan alias penganiayaan.

Bahkan, Sukarmidi menduga menantunya sengaja dijebak jika melihat dari bekas luka tersebut.

"Kalau saya yakin itu sengaja, ada motif tertentu. Itu yakin saya. Seolah sudah dimasukan jebakan," katanya ketika diwawancara Tribun Lombok.

Saat memandikan jenazah, ia menemukan sejumlah luka pada tubuh Nurhadi.

Mulai dari bibir, hingga pelipis yang terus mengeluarkan darah.

"Kelihatan luka, di bagian sini (bibir), pelipis, terutama pelipis kiri keluar darah terus. Kita yang mandikan lho. Kita juga yang di kubur," katanya.

Mertua Brigadir Nurhadi, Sukarmidi.
Mertua mendiang Brigadir Nurhadi, Sukarmidi.

Baca juga: Berkas Perkara Pembunuhan Brigadir Nurhadi Belum Sempurna, Polda NTB: Tidak Boleh Asal

Ketika ditanya penyidik pun Sukarmidi menegaskan soal luka yang ia lihat ketika memandikan korban.

"Pada saat datang ada penyidik, 'bapak tahu persis ?'. 'Tahu, orang saya yang mandikan'," katanya.

Selain di wajah, ada pula luka seperti goresan pada bagian punggung.

"Di belakang sini. Kalau di sini kan enam goresan," katanya.

Bahkan menurutnya kaki Nurhadi juga berlubang.

"Kalau di sini (telapak kaki) ada bolong. Kita yang mandikan kan kita tahu persis," katanya.

Sebelumnya, Brigadir Nurhadi ditemukan di dasar kolam vila Tekek, Gili Trawangan, dan dilaporkan meninggal pada 16 Juli 2025. 

Saat itu, Brigadir Nurhadi sedang bersama dua atasannya, Kompol YG dan Ipda HC, serta dua orang perempuan, M dan P.

Kini dua atasan Brigadir Nurhadi dan tersangka Misri telah ditahan.

Korban Tewas Dicekik

Sementara, hal senada seperti yang diutarakan Ahli forensik Universitas Mataram dr Arfi Samsun.

Dari hasil pemeriksaan, diduga Brigadir Nurhadi tewas dihabisi atasannya.

Dokter ahli forensik, Arfi Syamsun mengungkapkan Brigadir Nurhadi dicekik dan ditenggalamkan ke kolam dalam kondisi masih hidup.

Ia mengatakan hasil autopsi menunjukkan Nurhadi mengalami patah tulang lidah dan leher karena cekikan, luka-luka pada wajah hingga kaki, dan diduga tewas karena ditenggelamkan dalam kolam.

POLISI TEWA - Foto Tiga Tersangka kasu kematian Brigadir Nurhadi yakni Ipda Haris Chandra, Misri Puspita Sari dan Kompol I Made Yogi Purusa Utama.
POLISI TEWA - Foto Tiga Tersangka kasu kematian Brigadir Nurhadi yakni Ipda Haris Chandra, Misri Puspita Sari dan Kompol I Made Yogi Purusa Utama. (Ist)

"Pada saat terjadi kekerasan di daerah leher yang bersangkutan masih hidup, faktanya adalah ada rasapan darah.

kemudian yang bersangkutan ada di air dan itulah kemudian yang menghakhiri hidupnya adanya insipirasi air di dalam napasnya yang bisa mengalir ke otak, ginjal dan seterusnya," kata Arfi Syamsun dilansir Youtube Kompas TV, Kamis (10/7/2025).

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram ini juga melakukan pemeriksaan penunjang, seperti memeriksa paru-paru, tulang sumsum dan ginjal. 

Hasilnya ditemukan air kolam yang masuk ke bagian tubuh ini. 

"Saat korban berada di dalam air dia masih hidup dan meninggal karena tenggelam yang disebabkan karena pingsan," kata Arfi dalam konferensi pers, Jumat (4/7/2025).

"Jadi ada kekerasan pencekikan yang utama yang menyebabkan yang bersangkutan tidak sadar atau pingsan sehingga berada di dalam air."

"Tidak bisa dipisahkan pencekikan dan tenggelam sendiri-sendiri tetapi merupakan kejadian yang berkesinambungan atau berkaitan," jelasnya. 

"Kami menemukan luka memar atau resapan darah di kepala bagian depan maupun kepala bagian belakang, kalau berdasarkan teori kepalanya yang bergerak membentur benda yang diam," imbuh Arfi.

(TribunBatam.id)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul "MENGERIKAN Kondisi Brigadir Nurhadi Ada Luka Bolong di Kaki, Pemandi Jenazah: 6 Goresan Dipunggung"

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved