PENIKAMAN DI BUKIT SENYUM
Jejak Historis Bukit Senyum Batam, Jadi Sorotan Lagi Setelah Kasus Penikaman Wanita
Di balik namanya, Bukit Senyum Batam pernah jadi tempat dihindari banyak orang karena menjadi lokasi yang dianggap rawan kriminalitas.
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, BATAM – Kawasan Bukit Senyum, Kelurahan Sungai jodoh, Kecamatan Batuampar, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) jadi perbincangan lagi setelah kasus penikaman wanita pada Kamis (17/7/2025) sekira pukul 23.00 WIB.
Seorang pria di Batam berinisial If (25) tega menganiaya wanita di Batam berinisial Tf (48) hingga alami luka tusuk.
Kapolsek Batuampar, Kompol Amru Abdullah melalui Kanit Reskrim Polsek Batuampar Iptu M Brata jika wanita di Batam itu mendapat tiga luka jahitan di bokong dan tujuh jahitan di lengan sebelah kanan.
Semua gegara persoalan tarif kencan.
Berbanding terbalik dengan namanya, Bukit Senyum identik dengan lokasi mendekati kriminalitas.
Ketua RW 7 Bukit Senyum, Hasan Abdul (55) mengungkap kilas balik permukiman penduduk di Bukit Senyum Batam itu.
Menurut dia, penyebutan nama Bukit Senyum tidak lepas dari masyarakat di dalamnya yang kala itu orang-orang pendatang dengan berbagai latar keadaan.
Hasan Abdul bukanlah orang baru di Bukit Senyum.
Ia tinggal di sana sejak tahun 1994.
Selama hampir 31 tahun bermukim di sana, ia tahu betul kondisi di Bukit Senyum itu.
Sejak tahun 2011, ia dipercaya sebagai Ketua RT hingga menjadi Ketua RW sampai sekarang ini.
Perjalanan perkampungan Bukit Senyum tak pernah lepas dari ingatannya.
Termasuk setiap ada peristiwa penangkapan kriminal, penggrebekan dan kejahatan lainnya.
"Kalau cerita kampung ini, mungkin ada yang lebih lama tinggal disini. Saya cerita yang saya tahu saja, ya," ucapnya kepada TribunBatam.id, Sabtu (19/7/2025).
Sembari menyeruput kopi, Hasan pun mulai berbincang.
Kampung ini, tahun 1993-1994, jalan aspal sudah ada, tapi di sepanjang jalur dari Bukit Senyum ke Jodoh itu menurutnya sering kali ditemukan mayat.
"Ada tukang ojek, ada jambret yang dirampok dan dibuang di semak,” kenang Hasan.
Menurutnya, kawasan Bukit Senyum Batam ini dulunya sangat sepi.
Hanya beberapa rumah berdiri, dan nyaris tak ada aktivitas di malam hari.
Bahkan, pada awal tahun 2000-an, sopir ojek enggan mengantar penumpang ke Bukit Senyum saat malam.
"Sekitar tahun 2001, saya masih ojek. Kalau ada penumpang mau ke atas (Bukit Senyum), banyak yang tolak. Karena di atas itu gelap dan dikenal angker. Saya pernah mangkal di simpang tiga atas, tapi tetap was-was,” ucapnya.
Hasan juga mengisahkan bahwa kawasan ini pernah menjadi tempat transit bagi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang dideportasi dari Malaysia.
Karena tak tahu ke mana harus pergi, banyak dari mereka tinggal secara di sana.
Baik Bukit Senyum (bagian atas) maupun perkampungan Tanki 1000 (telah digusur).
"Masih ingat Tanki 1000 kan? Kalau bagian atas itu RW saya, masuk kelurahan Sungai Jodoh. kalau bawah itu dah masuk Seraya. Tapi dulu paling ramai itu di Tanki 1000," katanya.
Mereka yang kebanyakan tak punya keluarga, akhirnya tinggal di sana dengan hidup seadanya.
Kawasan itu pun perlahan namun pasti menjadi padat penduduk.
"Jadi dulu itu, banyak orang yang di sana itu selalu senyum-senyum," bebernya.
Tak hanya itu, Bukit Senyum juga pernah menjadi wilayah berpindahnya para pekerja seks komersial (PSK) usai penggusuran kawasan Tanki 1000 daerah yang terkenal dengan kehidupan malam dan kafe remang-remang pada akhir 1990-an.
"Sebelum tahun 2000, kawasan Tanki 1000 itu puncaknya. Banyak kafe malam di sana. Setelah digusur, sebagian PSK pindah ke Bukit Senyum. Bahkan dulu tempat-tempat hiburan itu bentuknya seperti Sphinx. Cuman kalau Sphinx itu kelas atas," ujarnya.
Seiring waktu, kawasan Bukit Senyum mengalami banyak perubahan.
Dari lokasi yang dulunya identik dengan ketakutan dan dunia malam, kini berubah menjadi kawasan padat penduduk.
Perlahan namun pasti, bangunan kawasan industri mulai berderet, namun kehidupan tuna wisma terus hadir.
"Sekarang sudah lebih dari 2.000 warga yang tinggal di RW 7. Jalan terang, sudah ramai. Tapi dulu ini benar-benar seperti daerah buangan. Dulu kalau malam seperti pesta kecamatan, ramai sekali tapi dengan cara yang berbeda,” ujar Hasan.
Tak hanya warga biasa, pengemudi ojek pun pernah “menemukan berkah” dari geliat malam Bukit Senyum.
"Kalau antar cewek-cewek malam itu, mereka kasi ongkos lebih. Kadang dua kali lipat. Rezeki juga buat ojek,” katanya sambil tertawa kecil mengingat itu.
Namun belakangan ini perubahan mulai terjadi, kehidupan di perkampungan Bukit Senyum tak se 'senyum' dahulu.
Perkampungan ini masih menjadi tujuan perantau mengadu nasib, hanya saja dengan cara berbeda. Apalagi, mereka masyarakat Tuna Susila alias PSK.
"Orang taunya kan, kalau bunit senyum pasti tempat jajan. Iya, stigma itu tak bisa dihilangkan, namanya orang cari hidup. Itulah kehidupan," tuturnya.
Diakuinya, para PSK itu dulu sering terkena razia.
Bahkan, hasil razia mengangkut 2 mobil.
Namun upaya mengusir kehidupan PSK dilokasi tak pernah putus, hingga kini terus menjamur.
Terkait kehidupan hiburan dunia malam di perkampungan, Hasan enggan menyorotnya.
Namun banyak masyarakat yang menggantungkan hidup atas pekerjaan itu.
Kini, Bukit Senyum telah berubah wajah.
Namun perubahan itu tak begitu jauh dari sekarang.
Selain mengunjungi layaknya tempatnya lokalisasi, perkampungan ini juga menjadi tujuan wisatawan dan warga lokal untuk menikmati pemandangan malam.
Melihat gemerlap Singapura dari kejauhan, atau sekadar bersantai di warung kopi dan spot foto yang tersedia.
Di balik keindahan malamnya, lampu gemerlap kafe tersimpan kisah panjang tentang kampung ini.
Pantauan TribunBatam.id, dari atas bukit dapat melibat kegiatan bongkar-pasang muatan, penumpang kapal naik-turun dari kapal, kendaraan yang hilir mudik semua terekam.
Bukit ini juga menawarkan pemandangan sunset yang menarik. Untuk bisa melihat sunset di tempat ini, pengunjung harus sudah berada di puncak sebelum jam 5 sore.
Pengunjung juga dapat menikmati keindahan night view Kota Batam dan Singapura.
Terdapat ratusan lampu yang kerlap kerlip terlihat dari puncak bukit ini. (TribunBatam.id/Bereslumbantobing)
Buntut Penikaman di Bukit Senyum, Wanita di Batam Ini Lebih Selektif Pilih Tamu |
![]() |
---|
Wanita di Batam Tolak Layani Pelanggan Karena Ditawar Rp 100 Ribu, Pelaku Marah Tikam Bokong Korban |
![]() |
---|
Wanita di Batam Dapat 10 Jahitan di Tubuhnya Usai Kena Tikam, Begini Kronologinya |
![]() |
---|
BREAKINGNEWS, Polsek Batuampar Bekuk Pelaku Penikaman Wanita Malam di Bukit Senyum Batam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.