Tambang Pasir di Natuna Viral

Viral di Medsos Emak-Emak Warga Natuna Blokade Jalan Tambang Pasir Kuarsa, Camat Buka Suara

Viral di medsos sejumlah emak-emak di Natuna blokade akses jalan tambang pasir kuarsa di Kecamatan Bunguran Utara, Provinsi Kepri.

Dok.Warga Natuna untuk Tribun Batam
TAMBANG PASIR DI NATUNA - Aksi warga kampung Jerana, Desa Kelarik Air Mali, Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri yang sempat viral di medsos. 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Aksi sejumlah warga Natuna yang memblokade akses tambang pasir kuarsa di Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sempat viral di media sosial (medsos).

Dalam foto dan video yang beredar di sejumlah grup WhatsApp warga dan media sosial Natuna, terlihat sekelompok warga didominasi emak-emak itu memblokade jalan utama yang digunakan perusahaan tambang pasir kuarsa.

Mereka menggunakan kayu hingga pelepah kelapa yang disusun melintang di badan jalan. 

Aksi blokade ini disebut berlangsung selama dua hari terakhir.

Aksi tersebut tepatnya dilakukan warga Kampung Jerana, Desa Kelarik Air Mali, sebagai bentuk penyampaian aspirasi dan protes terhadap aktivitas operasional tambang yang dinilai mulai berdampak pada kenyamanan mereka.

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, warga terdampak mengeluhkan polusi debu serta janji kompensasi yang dinilai belum terealisasi sepenuhnya.

“Mereka janji mau kasih sembako tiap bulan, tapi baru sekali. Selain itu debu jalan bikin warga risih, minta disiram rutin tapi belum jalan juga. Jadi mereka gelar aksi agar direspon,” ujarnya kepada TribunBatam.id, Jum'at (25/7/2025).

Menurut warga, debu akibat lalu lintas kendaraan tambang mulai mengganggu kenyamanan permukiman. 

Mereka berharap ada perhatian lebih dari perusahaan terkait tanggung jawab sosial.

Menanggapi hal tersebut, Camat Bunguran Utara, Mikrayatulhayat membenarkan adanya aksi tersebut. 

Ia menegaskan, bahwa jalan yang diblokade bukan merupakan jalan umum.

Melainkan akses perusahaan tambang milik PT.Multi Mineral Indonesia (MMI).

“Itu jalan perusahaan, bukan jalan umum. Tapi memang lokasinya dekat permukiman, jadi warga hanya menyampaikan aspirasi dan tidak ada aksi anarkis sama sekali,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan, pihak kecamatan bersama pemerintah desa, dan kepolisian telah memfasilitasi pertemuan antara warga dan perwakilan perusahaan untuk mencari solusi terbaik bagi semua pihak.

“Sudah di mediasi, warga menyampaikan unek-uneknya langsung. Dan perusahaan akan menindaklanjuti permintaan tersebut secara proporsional,” lanjutnya.

Mikrayatulhayat juga menjelaskan bahwa aktivitas tambang saat ini masih dalam tahap persiapan, dan belum sampai pada tahap ekspor.

“Perizinan sudah berjalan, tapi proses ekspor tambang belum dimulai. Kita harapkan ini jadi hal yang baik agar perusahaan dan masyarakat bisa sama-sama nyaman,” pungkasnya. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved