DEMAM BERDARAH DI NATUNA

Kasus DBD di Natuna Meningkat, 13 Warga Terpapar Demam Berdarah Dalam Dua Pekan

Musim penghujan yang mengguyur Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran akan penyakit DBD

TribunBatam/istimewa
KASUS DBD DI NATUNA - Fogging pemberantasan nyamuk dewasa akibat meningkatnya kasus DBD pada September 2025 di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) belum lama ini. 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Kasus demam berdarah di Natuna atau DBD di Natuna cenderung meningkat.

Meningkatnya kasus demam berdarah di Natuna atau DBD di Natuna terjadi saat musim penghujan yang mengguyur Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam beberapa pekan terakhir.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Natuna mencatat, sejak 1 hingga 16 September 2025, terdapat 13 kasus DBD di Natuna atau demam berdarah di Natuna yang dilaporkan dari sejumlah kecamatan.

“Kasus DBD ini sebelumnya pada Februari lalu sempat meningkat di Midai hingga ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Dan awal September ini kasus kembali muncul akibat musim penghujan,” ujar Kepala Dinkes Natuna, Hikmat Aliansyah kepada TribunBatam.id, Rabu (17/9/2025).

Dari 13 kasus tersebut, Kecamatan Serasan menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, yakni 7 kasus.

Disusul Ranai dengan 4 kasus, Kecamatan Bunguran Utara 1 kasus, dan Midai 1 kasus.

Selain DBD, Dinkes juga mencatat 17 warga terjangkit Demam Dengue (DD) atau bentuk ringan dari infeksi virus dengue.

“Kalau untuk yang DD saja tercatat totalnya ada 17 orang tersebar diempat lokasi yang sama,” kata Hikmat.

Diketahui, DD merupakan gejala awal infeksi dengue, sedangkan DBD adalah bentuk yang lebih berat karena menyebabkan kebocoran plasma darah, turunnya trombosit, dan berpotensi menimbulkan perdarahan serta syok.

Lebih lanjut, Dinkes Natuna memastikan seluruh kasus telah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE), serta langkah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Petugas puskesmas turun langsung membagikan abate, melakukan PSN, hingga fogging di daerah-daerah yang ditemukan kasus.

Hikmat menegaskan, musim penghujan menjadi momen rawan bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

Genangan air menjadi tempat yang ideal untuk bertelur, sehingga masyarakat diminta lebih waspada.

Dinkes mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri sendi, sakit kepala hebat, atau muncul bintik merah pada kulit.

“Langkah cepat dalam penanganan sangat penting untuk mencegah komplikasi yang serius,” tambah Hikmat.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mencegah penyebaran DBD.

“Kami mengajak warga untuk aktif melakukan langkah 3M, yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kesadaran masyarakat sangat penting untuk menekan angka kasus,” tutup Hikmat. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved