NATUNA TERKINI

Krisis Air di Natuna Kian Mengkhawatirkan, DPRD dan PDAM Desak Perbaikan Jangka Panjang SPAM

Krisis air bersih di Kabupaten Natuna semakin memprihatinkan dan menjadi siklus tahunan. Solusi jangka panjang jadi prioritas.

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Agus Tri Harsanto
Birri
Anggota Komisi III DPRD Natuna, Dedi Yanto, bicara soal solusi jangka panjang akses air bersih PDAM diwilayahnya. Foto diambil Jum'at (25/7/2025). 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Krisis air bersih di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, semakin memprihatinkan. 

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) milik Perumda Air Minum Tirta Nusa dinilai sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan lebih dari 7.000 sambungan rumah pelanggan aktif.

Fasilitas yang ada, mulai dari intake hingga jaringan distribusi, disebut sudah terlalu tua dan tidak optimal. 

Masalah ini makin parah di tengah siklus tahunan kemarau panjang, yang rutin terjadi setiap tahun.

Akibatnya, warga kini harus merasakan terbatasnya air bersih dan beradaptasi dengan sistem penggiliran air yang diberlakukan PDAM, karena debit air semakin menipis dari hari ke hari.

Situasi ini juga mendapat sorotan serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna

Anggota Komisi III DPRD Natuna, Dedi Yanto mengatakan, pihaknya sudah melakukan inspeksi langsung ke lokasi intake air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) itu.

“Hari Selasa (22/7) lalu kami dari Komisi III sudah sidak ke intake penampungan air PDAM. Kondisinya memang sangat memprihatinkan,” ujarnya kepada tribunbatam.id, Minggu (27/7/2025).

Dedi menegaskan, bahwa solusi jangka panjang adalah prioritas utama, bukan sekadar perbaikan tambal sulam.

“Kami sudah koordinasi dengan Bupati, dan beliau merespons positif. Tahun 2026, akan ada penganggaran dari APBD untuk pembenahan SPAM ini. Kami dari DPRD akan mengawal itu,” katanya.

Saat ini, PDAM memang memberlakukan distribusi air secara bergiliran akibat minimnya sumber air yang tersedia.

“Sumber air di Natuna ini memang tergantung pada air permukaan dari Gunung Ranai. Ketika kemarau, otomatis debit air menurun tajam. Ini sudah menjadi siklus tahunan yang rutin dirasakan warga,” tambahnya.

Selain faktor alam, jaringan perpipaan yang tua, rentan dan sering bocor, juga memperburuk distribusi air ke pelanggan.

Sementara itu, Direktur Perumda Air Minum Tirta Nusa, Zaharuddin mengungkapkan, bahwa dalam dua hingga tiga pekan terakhir, sejumlah sumber air baku bahkan mulai mengering.

“Fasilitas SPAM kita dinilai memang sudah tidak optimal. Jika ini terus dibiarkan, krisis air akan semakin meluas dan berkelanjutan” katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved