Pesta Rakyat Gerindra

Hidupkan Kembali Tradisi Lama, 37 Sampan Layar Bertanding di Gerindra Cup I Belakang Padang

Menyambut momen hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Partai Gerindra gelar acara pesta rakyat di Belakang Padang, Kota Batam

TRIBUNBATAM.id/IAN SITANGGANG
SAMPAN LAYAR - Peserta Sampan Layar saat mengatur sampan mereka pada perlombaan rakyat Gerindra Cup di pulau Penawar Rindu Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepri, Minggu (10/8/2025). 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Menyambut momen Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia , Partai Gerindra menggelar acara pesta rakyat di Belakang Padang, Kota Batam Provinsi Kepri, Minggu (10/8/2025).

Pesta rakyat di Pulau Penawar Rindu ini bukan sekedar perlombaan menyambut HUT RI, tetapi menghidupkan kembali tradisi warga pulau di Kepri saat mencari ikan di laut.

Pesta rakyat Gerindra Cup I 2025 ini dipusatkan di pulau Penawar Rindu Belakang Padang, dan dihadiri ribuan masyarakat Kota Batam.

Dalam kegiatan ini ada sebanyak tiga kategori yang diperlombakan dimana yang pertama Sampan Layar, yang kedua Speed Sport dan Ketinting Sport.

Yang paling menarik dalam perlombaan ini yakni sampan layar dimana hal tersebut merupakan tradisi lama yang saat ini sudah hampir punah bahkan sudah bisa disebut punah karena sudah tidak digunakan lagi oleh nelayan di Kepri.

Dalam kegiatan ini sebanyak 37 tim sampan layar yang ikut lomba dimana setiap tim ada yang terdiri dari sembilan orang, tujuh orang dan lima orang tergantung besar kecil sampan yang mereka gunakan.

Ketua Panitia Pesta Rakyat Gerindra Cup I Aweng Kurniawan mengatakan kegiatan yang dilakukan tidak sekedar menghibur masyarakat dalam rangka menyambut HUT RI ke-80. Tetapi kegiatan yang dilakukan syarat dengan makna mengingatkan sejarah Kepri.

"Kepri ini adalah daerah kepulauan, tentu mata pencarian warga adalah di laut. Jadi sebelum zaman berkembang masyarakat memiliki cara untuk mencari nafkah," kata Aweng.

Aweng mengatakan jaman dulu nelayan saat melaut menggunakan sampan layar karena belum ada mesin seperti yang ada saat ini.

"Jadi ini yang kita bangkitkan kembali, mengingatkan kita pada sejarah atau tradisi masyarakat zaman dulu," kata Aweng.

Aweng juga merasa bangga melihat tingginya niat para peserta lomba sampan Layar, dimana peserta sampai 37 tim.

"Ini adalah hal yang sangat luar biasa, meski sudah tidak pernah terlihat lagi sampan layar di laut Kepri, namun masyarakat tetap mengerti cara menggunakannya," kata Aweng.

Aweng juga mengatakan peserta lomba sampan layar yang ikut bertanding di Gerindra CUP I bukan hanya dari Batam saja, tetapi ada dari Tanjungpinang, Bidang dan Karimun.

"Yang paling banyak itu peserta dari pulau Galang," kata Aweng.

Sementara pemilihan Pulau Penawar Rindu Belakang Padang sebagai lokasi acara, karena Belakang Padang adalah kecamatan pertama yang ada di Batam.

"Daerah yang pertama terkenal di Batam adalah Belakang pedang, jadi belakang Padang ini merupakan ikon Kota Batam, karena berbatasan langsung dengan Singapura," kata Aweng.

Aweng juga menjelaskan melalui kegiatan yang dilaksanakan dapat membangkitkam wisata pulang Belakang Padang.

Sementara di tempat yang sama salah satu peserta sampan Layar Muhaimin mengaku sangat senang dengan kegiatan yang dilakukan khususnya perlombaan sampan layar.

"Sampan layar ini sudah tidak ada lagi, jadi kita hanya bisa melihat saat ada perlombaan. Jadi cukup mengobati rasa rindu saat jaman susah melaut di Kepri," kata Muhaimin.

Muhaimin mengaku menggerakkan sampan layar bukan hal mudah butuh tenaga dan tim yang solid sekaligus bisa membaca arah angin.

"Jadi tidak cukup hanya tenaga, tetapi teknik dan penguasaan situasi laut harus diketahui," kata Muhaimin.

Dia juga berharap kegiatan serupa bisa lebih sering dilakukan untuk mengingatkan generasi muda di pulau tradisi warga Kepri jaman dulu.

(ian)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved