Batam Terkini
Protes Warga Tak Digubris, Proyek Emirates Residence Tiban Masih Lanjut, Kapolsek Siapkan Teguran
Truk-truk pengangkut tanah yang lalu lalang setiap hari membuat udara kotor, rumah berdebu, bahkan dagangan Pedagang Kaki Lima (PKL) terpapar
Proyek pemotongan lahan Emirates Residence di Tiban Indah
- Truk-truk pengangkut tanah lalu lalang setiap hari.
- Debu Masuk ke rumah warga, mengotori dagangan PKL, membuat udara kotor.
- Lumpur, Jalan licin dan berbahaya saat hujan.
- Kemacetan, Lajur jalan menyempit karena truk besar, kendaraan lain harus mengalah.
- Warha Harus menyiram pekarangan setiap malam untuk mengurangi debu.
- PKL mengeluh dagangan terpapar debu setiap hari tanpa kompensasi.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Warga Tiban Indah, Kecamatan Sekupang, Kota Batam, mengeluhkan debu dan lumpur yang diakibatkan aktivitas proyek pemotongan lahan Emirates Residence.
Truk-truk pengangkut tanah yang lalu lalang setiap hari membuat udara kotor, rumah berdebu, bahkan dagangan Pedagang Kaki Lima (PKL) terpapar setiap saat.
“Debunya masuk sampai ke rumah, dagangan juga kotor. Setiap hari seperti ini,” keluh seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi proyek.
Tak hanya debu, warga juga mengeluhkan lumpur di jalan saat hujan. Jalan menjadi licin dan berbahaya, sementara truk-truk besar membuat lajur semakin sempit sehingga kendaraan lain harus mengalah setiap kali berpapasan.
Menanggapi keluhan tersebut, General Manager Astaka Land, Susanto Theodolite, memastikan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir dampak.
“Kalau panas kami siram jalan, ada petugas yang bersihkan dan sapu. Kami juga atur jam operasi truk di malam hari, mulai pukul 18.00 WIB. Khusus Selasa dan Jumat, karena ramai PKL, kami mulai jam 20.00 WIB,” jelas Santo, Senin (11/8/2025).
Santo menuturkan, proyek ini masih akan berlangsung sekitar 12 bulan ke depan. Ia mengaku memperhatikan keluhan warga, namun juga mempertimbangkan kondisi di lapangan, termasuk keberadaan PKL yang posisinya sampai ke badan jalan.
“Keluhan lumpur dan debu kami perhatikan, tapi di lapangan juga banyak faktor. Untuk kompensasi, tidak ada program khusus karena sifatnya subjektif. Batam ini kan kota yang sedang membangun,” ujarnya.
Santo menegaskan seluruh perizinan sudah lengkap, mulai dari Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), izin cut & fill, hingga izin jalan dari kepolisian dan Dinas Perhubungan.
Hingga kini, sekitar 20 rumah di kawasan Emirates Residence sudah dihuni. “Kami berusaha menjaga lingkungan tetap baik, tapi namanya proyek pasti ada dampaknya,” pungkasnya.
Warga Dibuat Resah
Suasana di Tiban Indah, Sekupang, memanas. Warga dibuat resah oleh proyek pemotongan lahan milik Emirates Residence yang menghadirkan deretan truk besar pengangkut tanah melintas setiap hari di jalan utama.
Truk-truk raksasa itu tak hanya membuat jalan semakin sempit, tetapi juga meninggalkan jejak debu tebal saat cuaca panas dan lumpur licin ketika hujan.
Upaya penyiraman jalan oleh pihak proyek dinilai asal-asalan dan tak mampu mengatasi masalah.
“Setiap malam saya harus siram pekarangan rumah sendiri biar debunya nggak makin tebal. Entah sampai kapan ini,” keluh Rhovy, warga yang rumahnya persis di pinggir jalan proyek.
Pedagang kaki lima di sepanjang jalan pun mengaku ikut terkena dampak. Dagangan mereka terpapar debu setiap hari, namun tak ada kompensasi.
“Kita cuma dapat debunya saja, uangnya nggak ada. Tanya saja sama semua pedagang di sini,” sindir salah satu PKL.
Hingga kini, pihak developer belum memberikan keterangan resmi terkait keluhan warga. Nova, pihak marketing Emirates Residence, menegaskan dirinya tak berwenang berkomentar soal pengerjaan di lapangan.
“Silakan langsung ke kantor Astaka di Grand Orchid,” ujarnya singkat.
Sementara itu, Kapolsek Sekupang, Kompol Hippal Tua Sirait, memastikan akan menindaklanjuti laporan warga.
“Nanti akan segera kita tegur terkait aktivitas mereka yang merugikan masyarakat,” tegasnya.
Jika tak ada itikad baik dari pihak developer dan kepastian kapan proyek berakhir, warga mengancam akan bergerak bersama untuk menuntut penyelesaian masalah ini.
Emirates Residence sendiri merupakan perumahan mewah yang dibangun tepat di samping SMP Negeri 25 Batam, di kawasan Kelurahan Tiban Indah. Ironisnya, kemewahan yang dijanjikan proyek ini justru kini dibayangi oleh debu, lumpur, dan keresahan warga sekitar.
(TribunBatam.id/Ucik Suwaibah)
Mahasiswi Ungkap Beratnya Jadi Guru di Pulau, Ini Respons Wali Kota Batam |
![]() |
---|
Amsakar Jawab Tuntutan Mahasiswa, Ajak Sosialisasi Kesadaran Warga soal Sampah dan Banjir |
![]() |
---|
BEM SI Kepri Nilai Kebijakan Investasi Batam Jauh dari Kepentingan Rakyat |
![]() |
---|
Batam Jadi Tempat Penyelundupan Manusia, Sepanjang Tahun Polda Kepri Tangkap 84 Mafia TKI |
![]() |
---|
Bahas RKUHAP, DPR RI Kumpulkan Aparat Penegak Hukum di Kepri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.