Laporan Ucu Rahman, wartawan tribunnews batam
BATAM,TRIBUN - Jarum jam tepat mengarah ke angka 6. Matahari
sudah sebagian memancarkan cahayanya. Suara deru motor silih berganti
terdengar tiada henti. Hiruk pikuk para pedagang terlihat mulai
membenahi barang dagangannya. Beberapa pemilik rumah tak kalah sibuknya
untuk menasehati agar diberi jalan sedikit supaya bisa dilewati motor
yang akan keluar.
"Bang tolong dikasih batas supaya tidak
menghalangi jalan keluar kita. Nah gitu agak kesana sedikit, biar
sama-sama enak. Berapa harga sayur, belilah tiga ribu," ujar Hesni
pemilik rumah menawar harga sayur ke Resnaldi pedagang sayur yang
berjualan tepat didepan rumah Hesni.
Suasana dagang sangat
ketara pagi itu di Kavling Saguba. Lokasi ini bukanlah pasar melainkan
lokasi jalan yang dipadati rumah penduduk. Makin lama ruas jalan yang
menghubungkan dari blok X ke blok lainnya ini berubah menjadi sebuah
pasar mini dimana deretan pedagang mulai berjajar memadati sepanjang
jalan menuju jalan raya. Jarum jam sudah bertengger di angka 7, dimana
sudah tidak terlihat lagi pagar rumah berganti dengan kerumunan massa
dengan beraneka macam aroma.
Matahari terus bergerak dan mulai
menunjukkan hawa panasnya. Keringat mulai membasahi wajah-wajah baik
pembeli maupun penjual. "Mari Kak sayurnya. Silahkan masih segar segar.
Tiga ribu aja Kak gak mahal, kalau dipasar kami jual lima ribu. Gimana
cabenya, beli berapa banyak," ujar Resnaldi penuh semangat menawarkan
barang dagangannya kepada pembeli.
Resnaldi merupakan salah satu
diantara ratusan pedagang lainnya yang berjualan dilokasi pemukiman
warga di daerah Kavling Saguba kecamatan Sagulung. Lepas dari
pekerjaanya sebagai sekuriti sebuah galangan kapal di Tanjunguncang,
Resnaldi tak bisa tinggal diam untuk duduk manis di rumah. Hari-harinya
kini disibukkan dengan berjualan dari satu lokasi ke tempat lainnya.
"Sudah
satu bulan saya di PHK dari tempat kerja saya. Kalau hanya duduk di
rumah tidak mendapatkan hasil apa-apa, disini saya dapat memberi 100
ribu uang kepada istri. Besok saya jualan lagi ke Perumahan Prima
Garden Batuaji. Besoknya lagi ke Kavling Pelopor Sagulung," ujar
Resnaldi.
Bagi warga yang tinggal di Kecamatan Sagulung dan
Batuaji, keberadaan pasar ini sudah tidak asing lagi terlihat. Suasana
pemukiman warga dalam sekejap disulap menjadi sebuah pasar dimana orang
menyebutnya pasar dadakan atau biasa disebut pasar kaget.
Disebut pasar
kaget lantaran aktifitas jual beli ini hanya terjadi tiga hingga empat
jam setelah itu suasana kampung akan menjadi hening diikuti dengan
bersihnya lingkungan sekitar.
Ada Pasar Kaget di Jalan Blok X Kavling Saguba
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger