Laporan Thomlimah Limahekin, Wartawan Tribunnewsbatam.com
TRIBUNNEWSBATAM.COM,
TANJUNGPINANG-Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) langsung mendapat
penolakan dari masyarakat. Penolakan tersebut, misalnya ditunjukkan oleh
gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GMNI) kota Tanjungpinang, melalui
aksi unjuk rasa di depan kantor gubernur Kepri, Senin (5/3).
"Kami
dengan tegas menolak kenaikan BBM bersubsidi karena berdampak pada
perekonomian masyarakat kecil. Kami meminta pemerintah pusat untuk
memikirkan kembali perihal kenaikan BBB bersubsidi, atau mengurangi
dampak kenaikan BBM ini dengan cara-cara yang manusiawi dan masuk akal
sehingga tidak semakin menindas masyarakat kecil," kata Askarmin Harun,
ketua GMNI Tanjungpinang, menegaskan arah dari aspirasi yang diusung
dalam unjuk rasa itu.
Aspirasi tersebut awalnya diarahkan kepada
pemerintah pusat yang mengambil kebijakan terkait kenaikan BBM ini.
Askarmin sendiri menilai pemerintah pusat di bawah kepemimpinan SBY dan
Boediono gagal. Karena kebijakan-kebijakan yang diambil di pusat tidak
berpihak pada masyarakat bawah. Pemerintah pusat juga dianggap gagal
lantaran tak mampu mengamankan aset-aset negara demi kelangsungan hidup
masyarakat banyak.
"Untuk itu, kami meminta SBY dan Boediono
untuk turun dari takhta. Sebab, selama keduanya memimpin negara ini,
korupsi tidak bisa diberantas, penegakan hukum dan kebijakan
perekonomian pun tidak berpihak pada rakyat," tegas Askarmin lagi.
Sementara,
kepada pemerintah daerah (Pemda), GMNI kota Tanjungpinang mengharapkan
agar segera memikirkan langkah antisipasi untuk menyikapi kenaikan BBM
itu. Dan lebih dari itu, Pemda juga diharapkan untuk seketat mungkin
mengawasi aset-aset negara di daerah, khususnya aset tanah, yang saat
ini banyak dikuasai oleh pihak-pihak asing. (tom)
GMNI Tanjungpinang Tolak Kenaikan Harga BBM
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger