Yakni, korban Paini, saat itu hendak pergi ke Pasar Legi karena berjualan pisang, Sumarsih dan Asiyah, keduanya buruh PR Bokor Mas, yang hendak berangkat kerja.
"Sebenarnya, rute mikrolet itu bukan lewat TKP itu. Namun, untuk lebih cepatnya, ia lewat TKP itu karena ada satu penumpang yang turun di Pasar Legi," paparnya.
Entah bagaimana ceritanya, sopir mikrolet itu kok sampai tak tahu kalau ada KA yang melintas dari arah kirinya.
Menurut saksi, papar Agus, lintasan KA yang tanpa ada palang pintunya itu setiap pagi dilewati Slamet karena mengangkut ketiga langganannya itu.
"Padahal, kata warga, setiap kereta api yang akan melewati perlintasan itu, selalu membunyikan klaksonnya. Sebab, daerah itu sangat padat penduduk. Namun anehnya, si sopir itu kok sampai tak mendengar suara klakson KA dan seperti tak paham kondisi TKP," tutur Agus.
Karena tak tahu ada KA yang akan melintas, sopir mikrolet itu tanpa berhenti sebentar, langsung menerobosnya. Tepat berada di tengah-tengah perlintasan, datang KA dari arah baratnya (Kota Blitar).
Akibatnya, belum sempat menghindar, mikrolet jenis Carry itu langsung dihantam tepat di tengah-tengah bodinya.
Tak hanya bodi tengahnya ringsek, namun mikrolet itu terdorong sampai sejauh sekitar 30 meter. Bahkan, saat terseruduh KA itu, mikrolet itu sempat terbalik, hingga akhirnya terbakar.
Dugaannya, mikrolet itu sampai terbakar karena bensinnya tumpah, sehingga api langsung berkobar. Di saat api berkobar itu, sopir dan satu penumpangnya terjebak di dalam, sehingga sebagian tubuhnya terdapat luka bakar.
Sedang dua penumpang lainnya, ditemukan di luar mikrolet. Mereka diperkirakan terpental saat mikrolet itu terbalik tatkala dihantam KA jurusan Jakarta-Malang tersebut.
"Kata warga, tak terdengar suara ledakan. Mikrolet itu hanya terbakar. Namun, untungnya api berhasil dipadamkan warga sehingga tak sampai menjalar ke rumah penduduk. Padahal, di TKP itu termasuk daerah padat penduduk," ungkapnya.
Pagi itu, sejumlah keluarga korban terlihat berada di kamar mayat RSUD Mardi Waluya, Kota Blitar sesaat setelah kejadian itu.
Namun, mereka enggan menceritakan mengenai kronologis yang menimpa korban. "Jangan tanya-tanya, mas, kami ini lagi berduka," papar pria berusia 46, salah satu keluarga korban. (*)