Meriahkan HUT Paguyuban, Warga Sragen Gelar Wayang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Wayang Kulit

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Paguyuban warga asal Sragen yang tergabung dalam Paguyuban Warga Sukowati (PWS), Batam, akan menggelar HUT ke-30 paguyuban dengan pementasan wayang kulit, pada Sabtu (10/12/2016) malam di Lytech Home Centre, Bengkong, Batam.

Pagelaran wayang semalam suntuk itu akan menghadirkan ki dalang Sukemi Jegol Mudo. Dalang kenamaan asal Sragen itu akan membawakan lakon Wahyu Senopati.

Acara ini rencananya akan dihadiri Ki Lurah Punggowo HM Soerya Respationo dan Carik Punggowo Ir Sulistyana MT. Bupati Sragen dr Kusdinar Untung Yuni Sukowati juga bakal hadir untuk menemui warganya yang kini merantau ke Batam.

Ketua Pantia Penyelenggara acara H Mulyadi, dan Ketua Umum PWS Kota Batam Parwito, Kamis (8/12/2016) mengungkapkan, rangkaian acara HUT PWS juga akan disemarakkan dengan kegiatan bazar kuliner, hasil kreasi UKM, maupun hasil-hasil kerajinan tangan lainnya di arena setempat.

"Bazar kuliner maupun aneka potensi UKM ini diikuti warga paguyuban, dimana karya mereka hasil dari binaan dari paguyuban. Di sini banyak, ada yang membuat bakso, soto, maupun aneka makanan ringan dan cemilan, hingga karya fashion. Mereka tersebar di seantero Batam," ujar H Mulyadi.

Bahkan acara HUT ini juga dimanfaatkan oleh Pemkab Sragen untuk berpromosi mengenai potensi daerah, baik khas kuliner hingga potensi wisata yang ada.

Acara ini digelar dalam upaya meningkatkan silaturahmi dan kekeluargaan. Dengan digelarnya acara ini diharapkan juga bisa menjadi ajang temu kangen sesama warga asal Sragen, yang mana selama ini banyak disibukkan dengan bekerja dan aktifitas sehari-hari.

Lebih khusus lagi, momen ini juga diharapkan akan menjadi cikal bakal terbentuknya bisnis centre di paguyuban PWS, sebagai wadah pengembangan ekonomi warga Sukowati.

Dikatakan Mulyadi, paguyuban PWS termasuk organisasi yang telah lama berdiri, yakni 30 tahun lalu. Menurutnya, PWS berdiri semenjak awal-awal pembangunan kota Batam, dimana sejumlah pegawai di Otorita Batam saat itu juga berasal dari Sragen. Paguyuban warga berkembang seiring kian banyaknya warga asal Sragen yang menetap atau bekerja di Batam.

Berita Terkini