"Kami bertiga diintimidasi, diancam mau dipenjarakan dan denda Rp 750 juta. Anak ibu E dikasih kunci jawaban, sementara yang lain tidak. Ada guru yang keberatan sama kami, dia yang manas-manasi ibu E supaya kami dipenjara," kata Iddia dan Rini yang setia menemani korban.
Kepala SMK Negeri 3 Kota Padangsidempuan, Darwisah Lubis yang dikonfirmasi wartawan saat menjenguk korban mengaku belum mengetahui kejadian ini.
"Soal bocornya kunci jawaban, saya tidak tahu. Saya tahunya, ada siswi kami yang sakit dan di opname, saya jenguk, gara-garanya saya tidak tahu. Sebagai kepala sekolah saya kasih bantuan," kata Darwisah.
Sementara itu, Kamsiyah Sinaga yang merupakan salah satu oknum gutu yang dituding mengintimidasi Amelya serta dua kawannya Iddiyah Annur dan Rini Afrianti, membantah tudingan tersebut.
Kepada wartawan, saat ditemui di SMK N 3 Kota Padang Sidempuan, guru yang mengajar tata rias tersebut mengaku, dirinya sama sekali tidak mengintimidasi muridnya.
Dikatakannya, saat itu dirinya hanya menasehati aksi yang dilakukan para muridnya di jejaring sosial.
“Tidak ada saya intimidasi mereka. Saya hanya menasehati mereka,” ucapnya seperti dikutip situs berita www.muda.com.
Kamsiyah juga mengaku sedih atas aksi siswanya saat di jejaring sosial. Dirinya melihat siswanya kadang kebablasan saat menggunakan jejaring sosial.
“Niat kita baik. Kita cuma meminta mereka supaya tidak berbuat yang macam-macam. Pasalnya, kita takut nanti mereka bisa terjerat hukum karena tindakan mereka. Makanya kita nasihati mereka,” akunya.