BATAM.TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - PT Jaya Indo Property yang merupakan anak perusahaan Global Mutiara Indonesia (GMI) Land, bakal menjadi pengembang proyek pembangunan dermaga senilai triliunan rupiah di dekat Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Direktur PT Jaya Indo Property Stevanus. Menurut Stevanus, ada beberapa tahapan dalam proses pembangunan ini.
Dermaga yang akan dibangun itu terletak di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Memiliki konsep Tangerang Maritime Industrial City.
"Nilai investasinya senilai Rp 1,1 triliun. Lokasinya juga dekat dengan Bandara Soetta," ujar Stevanus saat ditemui Warta Kota di Kantor Project GMI Land, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Senin (19/6/2017) malam.
Stevanus menjelaskan, pihaknya akan mengembangkan kawasan industri maritim serta pendukungnya, dan percepatan sebagai pendukung program pemerintah guna mengembangkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Kami memilih lokasi di sini karena memiliki akses langsung ke Laut Jawa dan hanya berjarak 10 km dari Bandara Soetta," ucapnya.
Baca: BREAKINGNEWS. Dua ABK Speedboat Terindikasi Gunakan Narkoba saat Tes Urine
Baca: Beli Makanan Jangan Asal Enak, Periksa Dulu Dua Hal Penting Ini
Baca: Tolak Izinkan Miryam Diperiksa Pansus, KPK Ungkap Alasannya
Menurut Stevanus, hal tersebut sangat strategis dan potensial. Dermaga ini dapat menjadi kawasan industri maritim terintegrasi pertama di Indonesia.
Pendekatan baru pengembangan kawasan industri dengan basis pelabuhan melalui konsep klaster dalam konteks membangun daya saing berkelanjutan.
Adanya rencana pembangunan jalan tol di bagian utara Kabupaten Tangerang serta pengembangan jalan kolektor sekunder sepanjang pantai utara, menjadi infrastruktur utama pendukung pembangunan kawasan ini.
"Habis Lebaran ini kami lakukan pembangunan akses jalan ke Dermaga," kata Stevanus.
Menurutnya, banyak lahan kurang produktif di pantai utara Kabupaten Tangerang, khususnya Desa Kohod, yang dapat dikembangkan sebagai lahan produktif, terutama untuk mengembangkan kegiatan kelautan, yakni industri kemaritiman yang ramah lingkungan.
"Desa Kohod ini dekat dengan bandara dan Jakarta, tapi menjadi wilayah tertinggal. Kami ingin masyarakat di sini juga berpartisipasi dalam pembangunan dermaga ini. Dan dapat menunjang percepatan ekonomi, pembangunan, serta pembukaan lapangan kerja baru," tuturnya.