Historia

Terungkap! Inilah Fakta-fakta Jenderal Ahmad Yani Yang Tak Terungkap. Kisahnya Bikin Merinding!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenderal Ahmad Yani

Atau lagi ketika pada akhir tahun 1945 ia menghajar pasukan Gurkha alat Nica, di Magelang, yang ia kejar sampai Ambarawa.

Perlengkapan militer Gurkha ini berhasil ia rampas seluruhnya di Magelang, hingga setelah itu persenjataan batalyon Yani yang terbaik di antara pasukan-pasukan lainnya.

Pada zaman clash II "Wehrkreis hitam" (lingkungan militer hitam) di bawah Yani sangat ditakuti oleh Belanda.

Bakat-bakat kemiliteran dan kepemimpinan Yani rupanya sudah nampak ketika ia masih pemuda umur 19-an tahun. Waktu itu zaman pendudukan Jepang.

Datang perintah kepada Kotapraja-kotapraja untuk mengirimkan calon-calon yang akan dididik menjadi Cuyaku (juru bahasa).

Pemuda Yani dikirim oleh Kotapraja Purworejo (tempat kelahirannya) untuk menjalani didikan tersebut.

Pilihan ini tidak tanpa alasan. Latar belakang pendidikan Yani cukup luas untuk menjadi juru bahasa. Ia telah menjalani HIS, MULO dan AMS B pada zaman Belanda.

Tapi seorang opsir Jepang bernama Obata yang mengenal Yani dari dekat, berpendapat lain. Ia sarankan kepada Yani agar mengikuti pendidikan Rensitai di Magelang, yaitu untuk menjadi opsir Jepang. Spontah Yani menerima anjuran ini.

Pengamatan Obata ternyata tajam. Di pendidikan Rensitai Yani lulus nomor satu. Karenanya langsung dikirim ke Bogor untuk mengikuti pendidikan Shodanco.

Juga di sini hasilnya gemilang: lulus sangat luar biasa hingga diberi tanda penghargaan berupa pedang Samurai dengan bentuk khusus.

Praktek-praktek di medan pertempuran - baik pada awal kemerdekaan maupun pada zaman clash dan sesudahnya – berkali-kali memperlihatkan kecakapan Yani sebagai pemimpin.

Tahun 1955 dikirim oleh Departemen Angkatan Darat ke Amerika untuk menjalani "Command and General Staff College" Fort Leaven Worth.

Mata kuliah: kerja sama antara angkatan darat dan angkatan udara. Juga pada kursus yang diikuti oleh peserta-peserta dari berbagai negara ini, Yani lulus dengan nilai terbaik.

Sesudah itu meneruskan kursus itu di Inggris. Sepulangnya di tanah air, ia menjadi Assisten II Kepala Staf Angkatan Darat.

Macam-macam jenis orang-orang berbakat. Ada yang mempunyai tenaga kerja luar biasa, sehari dapat bekerja 16 jam secara non-stop, tapi majunya lamban.

Halaman
1234

Berita Terkini