Menurut dia, keluarga besar istrinya selalu memarahi dan mengintervensinya, sehingga ia khilaf dan melakukan pembunuhan tersebut.
"Sah-sah saja, apapun pengakuan tersangka. Tapi, bagaimana pun perbuatannya itu tidak bisa ditolerir karena dengan sengaja menghilangkan nyawa istrinya," kata Goenawan.
Tim medis menemukan 26 tusukan di tubuh jenazah almarhumah Nursiah binti Ibrahim (43), satu insiden paling berdarah di Gampong Beulangong Basah, Kemukiman Ujong Rimba, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie, Selasa (29/8/2017) pukul 15.30 WIB.
Jumlah tusukan benda tajam di tubuh Bidan Nursiah dikatakan Kapolres Pidie, AKBP Andy Nugraha Setiawan Siregar SIK melalui Kapolsek Mutiara Timur, AKP Aiyub menjawab Serambi, Rabu (30/8/2017) terkait penanganan kasus pembunuhan sadis itu.
Dalam pengusutan kasus tersebut polisi juga menemukan sebilah pisau dapur baru diasah yang diduga dipakai tersangka yang yakni suaminya, Hamdani (35), mengeksekusi korban.
Pisau dapur itu ditemukan di TKP dengan kondisi sudah miring yang diperkirakan karena hunjaman berkali-kali.
Seperti diberitakan, Nursiah bertugas sebagai bidan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Cot Bada, Bireuen.
Perempuan kelahiran Meureudu ini tercatat menetap di Gampong Cot Krang, Kecamatan Peusangan, Bireuen, karena di sinilah sebelumnya dia tinggal bersama suami pertamanya yang sudah meninggal dunia.
Dari suami pertamanya, Nursiah dianugerahi tiga anak, yaitu Iga Dara Fonna (16), Irhas (12), dan Birul Walidaini (7).
Sedangkan kehidupan rumah tangganya dengan Hamdani baru berjalan sekitar delapan bulan hingga peristiwa mengenaskan itu terjadi.
Bagi Hamdani sendiri, Nursiah merupakan istri kedua.
Informasi terbaru yang diterima Serambi, pada hari menjelang kejadian itu Nursiah bersama Hamdani pulang ke Gampong Beulangong Basah, Pidie mengendarai mobil Avanza milik Nursiah.
Tujuan adalah melihat ibu mertuanya, Nuraini (55) yang sedang sakit keras (kasus DM).
Selama ini Nuraini dirawat di rumah dengan bantuan orang pintar.
Sebelum pembunuhan itu terjadi, Hamdani meminta bantuan ayahnya, Rusli untuk menjemput tiga anak tirinya di Bireuen dengan menggunakan mobil Avanza milik Nursiah.