WADUH! 2019 AS Diperkirakan Resesi. Ini Analisisnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bursa saham New York atau New York Stock Exchange

TRIBUNBATAM.ID, NEW YORK - Terus menguatnya ekuitas global dengan cepat, dipadu dengan naiknya suku bunga dipandang oleh sejumlah pengamat bakal menimbulkan risiko bagi AS.

Bahkan, AS diprediksi bisa jatuh ke jurang resesi dalam waktu yang tidak lama.

"Kami pikir (bank sentral AS Federal Reserve) akan terus melakukan pengetatan dalam beberapa tahun ke depan, namun kami mulai berpikir bahwa pada akhir siklusnya, Anda dapat mulai melihatnya sekarang. Jadi, kami katakan, 2019 adalah resesi," kata Robin Bew, CEO Economist Intelligence Unit seperti dikutip dari CNBC, Rabu (6/12/2017).

The secara gradual, mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan.

Selain itu, The Fed juga menarik stimulus yang sebelumnya dialirkan kepada perekonomian pasca-krisis keuangan 2008.

Baca: BI Potong Biaya Transaksi ATM, tapi Nasabah Harus Lakukan Ini Agar Dapat Biaya Murah

Menurut Bew, ekonomi AS tumbuh dan angka pengangguran terus menurun.

Namun, ia memandang ada celah dalam perekonomian dan kapasitas ekonomi, sehingga pihaknya mulai menganalisa apa yang salah dengan ekonomi AS.

Sementara itu, kepala riset ekuitas Fidelity International Sonja Laud menyatakan, likuiditas yang disediakan oleh bank sentral harus dipahami guna mengerti reaksi pasar.

Menurunnya likuiditas dapat berdampak pada aksi jual saham.

"Jika mereka mengambil likuiditas yang berlebih, Anda jelas akan melihat penyempitan pada beberapa bagian di pasar di mana Anda tidak bisa melakukan perdagangan sebebas yang Anda pikirkan. Kemudian hal normal yang dilakukan adalah menjual aset likuid yang tersedia, dan saham biasanya adalah pilihan," ungkap Laud.

Baca: Jangan Coba-Coba Sebar Gambar Pornografi atau Didenda Rp 1 Miliar Lebih

Likuiditas yang mengetat, dikombinasikan dengan pasar saham yang "overvalue" saat ini masih menjadi pertanyaan mengenai risiko akan terjadi.

Namun, kebijakan fiskal yang ketat tidak begitu saja berdampak pada risiko di pasar.

Beberapa analis meyakini bahwa pasar saham akan terus naik dalam beberapa tahun ke depan.

Halaman
12

Berita Terkini