LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Panggung podium di Wisata Pantai Batu Berdaun, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), kini dikenakan biaya bagi yang menggunakannya.
Hal itu terungkap, saat para lanjut usia (Lansia) dari Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, berkunjung ke sana, Rabu (20/8/2025).
Saat sedang asyik duduk istirahat di panggung, mereka bersama pengurus Posyandu tersebut kaget, didatangi pria mengendarai sepeda motor pelat merah.
Pria itu mengaku bernama Zainal kepada warga.
Menurut penuturan warga, pria tersebut datang dengan gelagat seperti marah dan bahasanya kasar, menanyakan soal izin dan aturan menggunakan panggung.
Pria tersebut memberitahukan, harus ada izin dan bayar jika memakai Panggung Seni Obyek Wisata Desa Batu Berdaun tersebut.
Meski begitu, pengunjung dari Sungai Buluh, tidak mengetahui soal aturan bayar sewa tersebut.
Sebelumnya, mereka sering berkunjung ke tempat wisata itu beberapa kali. Dan pemakaian panggung tersebut gratis saat itu.
"Dia datang pakai motor tak turun lagi, bertanya ke kami. Kalian datang ke sini ibu-ibu siapa ngizinkan? Kami bilang tak pakai izin, biasanya memang gak perlu izin-izin kalau kami ke sini. Terus kata dia, di sini sekarang bayar, karena ini wilayah saya, saya yang punya ini. Gitu kata dia," ungkap seorang warga kepada Tribunbatam.id.
Namun, ibu-ibu Posyandu dan Lansia tidak mengetahui bahwa panggung tersebut sudah berbayar.
Lantaran, sebelumnya penggunaan panggung maupun pondok di sana gratis.
Kunjungan mereka pun sudah tak terhitung lagi ke Pantai Batu Berdaun, dan mereka baru tahu pondok tersebut bayar sekarang.
Pengurus Posyandu maupun Lansia itu juga heran. Tidak ada plang ataupun brosur pemberitahuan, tentang biaya sewa memakai panggung tersebut.
Sehingga, hal itu pun membuat mereka yang jauh-jauh datang menggunakan bus sejauh 40 kilometer ke tempat wisata tersebut bingung.
"Lantas kami bilang ke bapak itu, kalau memang ada bayar atau izin, bisa buat pemberitahuan bahwa jika duduk panggung podium itu hubungi nomor atau ke kantor desa, jadi gak salah paham. Kami sekarang tidak tahu," ungkap wanita ini.