Adelina, katanya, terdengar berteriak sepanjang hari. Bahkan setelah tengah malam, tetangga dari tiga atau empat rumah bisa mendengar jeritan tersebut.
"Teriakan itu hebat dan vulgar --dalam bahasa Melayu dan kadang-kadang di Tamil," katanya.
Para tetangga akhirnya tak tahan ketika melihat lengan Adelina yang berusaha ditutupinya, Sabtu pekan lalu.
Di lengan tersebut terlihat bekas luka bakar yang infeksi dan mengeluarkan nanah.
Para tetangga yang awalnya tidak mau ikut campur, akhirnya tidak tahan lagi dan seorang wartawan lokal kemudian melaporkan hal itu kepada sebuah LSM kemanusiaan..
Namun keluarga majikannya menolak bantuan LSM tersebut dan kemudian membawa Adelina ke kantor polisi.
Adelina akhirnya dibawa polisi dari rumah tersebut, Sabtu pekan lalu.
Namun, wanita itu meninggal di rumah sakit sehari setelahnya.
Hasil post-mortem menunjukkan bahwa Adelina meninggal karena beberapa kegagalan organ akibat anemia.
Anemia adalah kondisi dimana tidak cukup banyak sel darah merah dalam tubuh, sehingga mengurangi suplai oksigen agar organ berfungsi dengan baik.
Kepala polisi Penang Comm Datuk A. Thaiveegan mengatakan bahwa polisi tidak mengesampingkan kemungkinan dugaan pelecehan tersebut telah berlangsung berbulan-bulan.
"Kami masih menunggu laporan otopsi terinci," katanya.
Sebanyak 19 orang sudah dimintai keterangan oleh polisi, termasuk dokter yang merawatnya, dan tetangga tempat Adelina bekerja.
Penyelidikan tersebut hampir selesai dan dalam waktu dekat akan diserahkan ke Jaksa Penuntut Umum untuk disidangkan.
Wakil konsul jenderal Indonesia di Penang Osrinikita Zubhana mengatakan bahwa tubuh Adelina akan diterbangkan ke kampung halamannya di Nusa Tenggara Timur.
Adelina tidak memiliki dokumen resmi, diduga ia direkrut secara ilegal.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa negaranya menginginkan keadilan bagi Adelina.