Mengutip Kontan dari Reuters, saat ini kasus jackpotting ATM dilaporkan telah terjadi di beberapa belahan dunia.
Jackpotting sendiri pembobolan dengan perangkat lunak yang memungkinkan ATM mengeluarkan uang dengan sendirinya.
Teknik pembobolan ATM ini secara jarak jauh atau fisik.
Pembobolan tidak langsung ke rekening nasabah seperti skimming, namun memasukkan data atau virus ke dalam ATM.
Setelah data atau virus masuk ke sistem mesin ATM, maka pembobol akan menekan tombol tertentu dan memasukkan sebuah kartu ke mesin.
Dilaporkan Sejak Tahun 2016
Dilansir dari Tribun Manado, serangan jackpotting rupanya telah dilaporkan sejak 2016.
Perusahaan keamanan siber Rusia, Group IB, melaporkan penjahat siber secara jarak jauh menyerang mesin uang di lebih dari selusin negara Eropa pada 2016.
Negara Thailand, Asia Timur, dan Taiwan juga dilaporkan mengalami kasus pembobolan seperti ini.
Menargetkan ATM Tertentu
Peretas ATM Jackpotting ini menargetkan mesin ATM buatan produsen Diebold Nixdorf Inc dan NCR Corp.
Di Indonesia, belum ada laporan kasus ini namun dua penyedia mesin ATM tersebut menguasai pasar terbesar.
Diebold Nixdorf Inc dan NCR Corp merupakan dua dari empat penyedia jasa layanan penyedia ATM di Indonesia.
Dilansir dari Tribun Manado, Rico Usthavia Frans, Direktur Digital Banking & Technology Bank Mandiri mengatakan, penyedia mesin ATM paling besar di Indonesia adalah Wincor yang sudah bergabung dengan Diebold, kedua NCR.
Bank-bank di Indonesia juga sudah mengetahui modus jackpotting ini dan melakukan berbagai antisipasi. (*)