Perang Dagang As dan Cina

Perang Dagang AS atas China- Saham AS Rontok. Reaksi China: Jika Main Kasar, Kami Akan Balas!

Editor: Mairi Nandarson
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor terhadap barang-barang dari China.

Keputusan ini dipandang bakal meningkatkan ketegangan perdagangan di antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (23/3/2018), Trump menginstruksikan kepada Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer untuk menerapkan tarif terhadap barang-barang impor dari China senilai kira-kira 50 miliar dollar AS.

Baca: Heboh! Jika Perang Dagang Terjadi Antara Amerika vs Eropa-China, Inilah Mata Uang Diuntungkan!

Baca: TERUNGKAP Inilah Alasan AS Tabu Genderang Perang Dagang dengan Cina

Baca: Donald Trump Tabuh Genderang Perang Dagang, Cina Siapkan Balasannya

Ini ditandai dengan ditekennya memo eksekutif di Gedung Putih.

Perwakilan Perdagangan AS pun mengajukan daftar produk yang akan dikenakan tarif lebih tinggi.

Pengumuman kebijakan tersebut membuat saham-saham AS berguguran, yang paling parah adalah pabrikan pesawat AS Boeing Co.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 724 poin atau hampir 3 persen.

Ini adalah pelemahan terparah indeks tersebut dalam enam pekan. Adapun saham Boeing menukik lebih dari 5 persen.

Pemerintah AS pun mengumumkan bakal menerapkan tarif sebesar 25 persen bagi produk-produk China untuk mengompensasi gangguan yang telah disebabkan kebijakan China terhadap perekonomian AS, menurut pernyataan Perwakilan Perdagangan AS.

Baca: Genderang Perang Dagang Sudah Ditabuh Donald Trump, Dia Yakin AS tak akan Terpukul

Baca: David Beckham Akan Datang ke Indonesia. Ini Jadwal dan Agendanya Selama di Jakarta

Baca: Jelang Argentina vs Italia - Jorge Sampaoli: Paulo Dybala Tak Berguna, Mauro Icardi Tak Akur

Daftar produk yang diajukan antara lain produk kedirgantaraan, teknologi informasi dan komunikasi, serta mesin.

Dalam beberapa hari, Perwakilan Perdagangan AS akan mengumumkan daftar barang-barang berikutnya.

"Hal ini sudah lama dirumuskan. Kita memiliki masalah pencurian properti intelektual yang parah dengan China yang berdampak pada nilai perdagangan mencapai ratusan miliar dollar AS per tahun," ujar Trump.

Terkait keputusan tersebut, Duta Besar China untuk AS Cun Tiankai menyebut, China tidak ingin ada perang dagang, namun tidak takut pula dengan perang dagang.

Jika ada pihak yang menabuh genderang perang dagang dengan China, ujar Cun, maka China dipastikan bakal membalas.

"Jika pihak itu ingin bermain kasar, maka kami akan bermain kasar dengan mereka dan lihat siapa yang bertahan paling lama," tegas Cun.

Para pimpinan pemerintahan di seluruh dunia telah memperingatkan soal ketegangan perang dagang yang dapat mengganggu pemulihan ekonomi global yang terjadi.

Sementara itu, kalangan bisnis memperingatkan penerapan tarif impor oleh AS dapat berdampak pada kenaikan harga di tingkat konsumen dan harga saham pun merosot.

Bahkan, bank sentral AS Federal Reserve yang biasanya "menjauh" dari urusan perdagangan, pun menyatakan keberatannya.

Gubernur The Fed Jerome Powell menuturkan, sejumlah anggota Federal Open Market Committee (FOMC) menyatakan terlibat perbincangan dengan sejumlah pelaku bisnis di AS dan mereka mengaku kebijakan perdagangan menjadi kekhawatiran.

"Namun demikian, permasalahan perdagangan tidak mengubah outlook The Fed," ujar Powell.

Bank sentral Inggris Bank of England (BoE) pun angkat bicara. Menurut BoE, peningkatan kebijakan perdagangan yang cenderung proteksionis dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Otak bisnis Trump

Presiden AS Donald Trump membidik China langsung sebagai negara yang selama ini dianggap menjalankan perdagangan berat sebelah dengan AS.

Pasalnya, sefisit neraca dagang AS dengan China terus melebar setiap tahun. Defisit dagang AS dengan China sepanjang 2017 semisal, tercatat sebesar 375,22 miliar dollar AS atau naik 8,12 persen dari tahun 2016 yang sebesar 347,01 miliar dollar AS.

Ekspor AS ke China di 2017 hanya 130,36 miliar dollar AS, sementara impor AS dari China sebesar 505,59 miliar dollar AS.

Menurut Trump, mengurangi defisit dagang ini menjadi langkah paling efektif untuk mengurangi gempuran impor. Sebagai pengusaha kawakan sebelum menduduki posisi orang nomor satu di Amerika, otak bisnis Trump masih berperan besar dalam membuat kebijakan ekonomi AS.

Sumber Reuters menyebut, tidak hanya baja dan aluminium, barang-barang lain di sektor teknologi informasi, elektronik, telekomunikasi, pakaian, alas kaki hingga mainan juga akan dikenakan tarif impor. Jumlah barang yang akan terkena tarif impor bisa mencapai 100 produk.

Potensi yang bisa didapat AS dari penarikan tarif impor baru ini mencapai 60 miliar dollar AS. Trump membidik perusahaan-perusahaan teknologi tinggi China sebagai tindakan balasan ke China yang menerapkan kebijakan investasi protektif.

China memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk membeberkan teknologinya agar bisa beroperasi di Negara Tembok Besar itu.

Bukan itu saja. Kabinet Trump juga mempertimbangkan untuk membatasi investasi perusahaan China di AS dengan alasan keamanan.

Dalam paket kebijakan baru ini, AS juga akan memperketat izin visa turis China ke AS.

Paket kebijakan ini merupakan hasil dari investigasi AS terkait praktik dagang AS-China berdasarkan Undang-Undang Perdagangan AS 1974 yang dimulai pada bulan Agustus tahun lalu.

Hun Quach, Pelobi Perdagangan dari Asosiasi Industri Ritel di Washington mengatakan, mereka khawatir rencana penetapan tarif impor yang ambisius ini bakal mencakup barang konsumsi lain seperti pakaian jadi, alas kaki dan mainan.

"Ini akan berdampak buruk bagi warga AS. Ini tentang kaus, celana jins dan sepatu yang dipakai oleh anak-anak untuk sekolah," ujar Hun.

Harga barang akan naik. Baca juga : Soal Tarif Impor AS, China Siapkan Kebijakan Balasan Sebelumnya, aksi proteksionisme pertama Trump sebagai Presiden AS dengan menarik AS dari kesepakatan perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP).

Gedung Putih juga kini tengah bernegosiasi untuk mengubah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara atau North American Free Trade Agreement (NAFTA).

Mudah dimenangkan

Presiden AS Donald Trump menyatakan perang dagang adalah hal yang bagus dan mudah dimenangkan.

Hal ini diungkapkan Trump setelah rencananya menerapkan tarif impor baja dan alumunium menimbulkan ancaman dari mitra-mitra dagangnya.

Selain itu, indeks bursa saham pun anjlok. Uni Eropa menyatakan ada kemungkinan mengambil tindakan untuk melawan kebijakan tersebut.

Perancis mengungkapkan, kebijakan tarif impor tersebut tidak dapat diterima dan China menghujat kebijakan Trump itu.

Kanada, pemasok terbesar baja dan alumunium ke AS, menyatakan bakal melawan jika terdampak oleh kebijakan tarif tersebut.

Pertengahan pekan ini, Trump menyatakan bahwa rencana tarif 25 persen untuk impor produk baja dan 10 persen untuk tarif impor produk alumunium akan secara resmi diumumkan pada pekan depan.

"Ketika sebuah negara (AS) kehilangan miliaran dollar AS dalam perdagangan dengan semua negara yang berbisnis dengannya, maka perang dagang adalah bagus dan mudah dimenangkan," ujar Trump dalam akun Twitter pribadinya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (3/3/2018).

Kemudian, Trump juga bercuit pada akun Twitter-nya bahwa tujuan yang ingin dicapainya adalah melindungi lapangan kerja di AS dari produk-produk murah dari luar negeri.

Tema ini kerap digembar-gemborkan Trump pada masa kampanyenya tahun 2016 silam.

"Kita harus melindungi negara dan pekerja kita. Industri baja kita dalam kondisi buruk. JIKA ANDA TIDAK PUNYA BAJA, ANDA TIDAK MEMILIKI NEGARA!" tulis Trump.

Kebijakan tarif tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan pemerintahan AS sendiri. Gubernur negara bagian Wisconsin, Scott Walker, meminta Trump memikirkan ulang tarif itu.

"Jika presiden ingin melindungi pekerjaan yang digaji dengan baik dan mendukung keluarga Amerika, khususnya di Wisconsin ini, maka ia harus memikirkan ulang posisi pemerintah dalam tarif ini, khususnya terkait alumunium yang sangat tipis," ungkap Walker.

Banyak ekonom berpendapat bahwa bukannya meningkatkan serapan tenaga kerja, kebijakan tarif impor tersebut malah akan meningkatkan harga konsumen atas produk baja dan alumunium. Industri seperti otomotif dan minyak akan menghancurkan lebih banyak tenaga kerja di AS ketimbang menciptakan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Trump: Perang Dagang Bagus dan Mudah Dimenangkan

Berita Terkini