TRIBUNBATAM.Id, BATAM- Komunitas Forum Mari Mendengar (FMM) Kota Batam menghadirkan seorang perempuan Tuna Rungu sebagai nara sumber untuk memberikan motivasi kepada para orang tua yang anaknya mengalami gangguan pendengaran.
Kegiatan yang berlangsung di Asrama Haji Batam Center ini, dihari puluhan orang tua dengan membawa anak-anaknya
Pantau Tribun, anak-anak yang hadir ini juga tampak bermain dengan alat bantu dengar yang terpasang dikupingnya.
Baca: Mengungkap Spetsnaz! Pasukan Elite Rusia: Bergerak Bagai Bayangan, Terbesar di Dunia!
Baca: Pengakuan Warga Anambas: Uang Koin Kurang Berlaku, Kalah Sama Permen! Begini Reaksi Bank Indonesia!
Baca: Terungkap! Golongan Darah Mencerminkan Kepribadian Anda! Golongan Darah Ini Paling Mengejutkan!
Baca: Mengejutkan! Inilah 6 Bagian Tubuh Ayam Paling Berisiko! Jangan Dimakan Terlalu Sering!
Shafa yang didampingi juga oleh ibunya memberikan motivasi kepada para orang tua yang mayoritas para ibu-ibu ini.
Disampaikannya, kepada para ibu-ibu untuk tidak minder dengan lingkungannya. Bahwa anak adalah titipan yang maha kuasa.
"Kita harus menerima dengan ihklas, Dan anak seperti saya ini juga sama dengan anak normal lainnya. Bisa beraktivitas, bisa juga menggapai cita-cita," katanya, Minggu (15/4/2018).
Selanjutnya disampaikan, dirinya membuktikan kepada para audiens melihat contohnyata seperti dirinya.
"Alhamdulillah saya bisa lulus S1 Kedokteran, dan saat ini sedang menjalankan jenjang pendidikan S2 Manajemen Rumah Sakit," ujarnya.
Sebab itu, ia menyakinkan kepada para orang tua tidak putus asa untuk memberikan semangat dan kasih sayang kepada anaknya.
"Kami ini bukan beban Negara atau jadi benalu keluarga. Kami bisa seperti anak normal lainnya," tegasnya yang sampai membuat matanya memerah dan berkaca-kaca.
Ibu Shafa bernama Khoriyatul Jannah madjid menyampaikan, harus bersabar membimbing anaknya hingga sampai saat ini.
"Pertama kita harus tanamakan diri kita bahwa kita ikhlas menerima ini. Dan ini adalah anugerah. Dengan begitu kita bisa mengajarkan anak kita dengan sabar dan disiplin," ucapnya.
Disebutkannya, mengajari anaknya secara rutin dirumah , dan mengajarkan berbicara pula saat berjalan keliling rumah. Dan ia tidak menyekolahkan anaknya di SLB.
"Saya tidak mau dari dulu menyekolahkan anak di SLB. Soalnya dulu pernah saat SD saya sekolahkan. Ternyata malah tambah parah, anak saya cuman bisa bahasa isyarat. Saya gak mau anak saya berkomunikasi dengan isyarat. Harus berucap," ujarnya.
Ia juga berpesan kepada Pemerintah agar anak dengan gangguan pendengaran ini bisa mendapatkan hak yang sama dengan anak lainnya.
"Kepada pemerintah, kami minta agar anak yang kebutuhan khusus ini, bisa mendapat hak yang sama dalam dunia pendidikan, dan pekerjaan. Sebenarnya anak-anak ini mampu kok, tolong diberikan kesempatan. Mereka bukan beban negara, dan mereka juga bisa membanggakan negara,"pungkasnya.
Terlihat, para orangtua yang menyaksikan pengalaman Ibu Shafa dan Shfa sendiri menjadi terdiam dan terpaku melihat perjuangannya. Pertanyaan demi pertanyaan juga disampaikan para orang tua kepada Shafa dan Ibunya. Dari bagaimana mengajari, sampai apa yang menjadi pengalaman Shafa di lingkungannya.(*)