Dia memperkirakan jumlah keseluruhan WNI di Suriah mencapai lebih dari 2.000 orang.
40 WNI akan dipulangkan
Lebih lanjut, Iqbal menuturkan hingga kini pemerintah Indonesia belum ada rencana untuk mengevakuasi para WNI yang bermukim di Suriah, namun pemerintah terus mewaspadai perkembangan konflik yang sudah berlangsung selama lebih tujuh tahun itu.
Saat ini, pemerintah memprioritaskan untuk memulangkan 40 WNI yang kini berada di penampungan KBRI Damaskus.
"Sebagian dari mereka karena merasa tidak aman, sebagian lainnya karena mereka ada permasalahan ketenagakerjaan dengan majikannya sehingga meminta bantuan KBRI," jelas Iqbal.
"Kita melihat jika ada eskalasi konflik maka KBRI akan fokus untuk menyelamatkan WNI yang berada di luar sehingga mereka yang di shelter harus dilakukan percepatan untuk pemulangan," kata Iqbal kemudian.
'Tak akan ada eskalasi ketegangan'
Pengamat Timur Tengah dari Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES) Smith Al Hadar memandang serangan Sabtu dini hari hanya 'gertakan' bagi pemerintah Suriah yang sudah berulang kali dituduh melakukan serangan dengan senjata kimia.
Namun, dia memproyeksikan tidak akan ada perang besar pasca serangan AS dan sekutunya baru-baru ini. Apalagi, Rusia yang mendukung rezim Bashar al-Assad dinilai tidak akan melakukan serangan balasan, lantaran risikonya terlalu besar.
"Beberapa waktu lalu Donald Trump mengatakan AS segera menarik pasukannya dari Suriah karena ISIS dianggap telah dikalahkan. Nah, ini berarti serangan barusan hanyalah serangan farewell, serangan perpisahan kepada Suriah, AS akan mundur dari Suriah dan melepaskan Suriah ke Rusia," jelas Smith.
Baca: Membandingkan Kekuatan Militer AS CS vs Rusia jika Perang Suriah Meletus, Mana Lebih Canggih?
"Jadi tidak akan ada eskalasi ketegangan antara Rusia dan negara-negara barat karena semua pihak tidak menghendaki hal ini terjadi," tegasnya kemudian.
Betatapun, dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB pada hari Minggu (15/04), yang diminta Rusia setelah serangan udara atas Suriah, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan bahwa Amerika Serikat siap dan mampu melakukan serangan lagi jika pemerintah Presiden Assad kembali menggunakan senjata kimia.
Dia yakin bahwa serangan sudah melumpuhkan program senjata kimia Suriah namun siap meneruskan tekanan jika rezim Suriah 'cukup bodoh untuk menguji tekad kami.'
"Jika rezim Suriah menggunakan gas beracun ini lagi, Amerika serikat siap dan mampu," tegasnya. (BBC INDONESIA)