Saat ini, SampahLink telah memiliki 150-an 'SampahLink Troop' yang tersebar di beberapa titik di Tangerang, Banten, Jakarta, dan di Pulau Bangka (Babel).
"Dengan adanya platform penghasil sampah bisa membuat akun ini (SampahLink), sampahnya mau didonasikan atau menjualnya. Tinggal pencet saja, lokasinya di mana, nanti kita jemput sampah yang bisa didaur ulang," terang Moses Mayer.
Sedangkan keuntungan didapat dari para pemulung dan pengepul sampah yang tergabung dalam 'SampahLink Troop' (pengumpul sampah) kata Moses Mayer, mereka bisa mendapatkan sampah lebih banyak dan bisa mereka jual.
"Saya membuat SampahLink ini bukan mencari untung. Tapi intinya saya mau membantu para pemulung agar taraf hidupnya lebih baik," kata Moses Mayer.
Moses Mayer menambahkan, SampahLink juga menyediakan dana untuk pemulung dan pengepul sampah (SampahLink Troop)(pengumpul sampah) untuk mendapatkan kendaraan dan gerobak untuk membantu mereka mengangkut sampah yang mereka kumpulkan.
"Dengan demikian kami juga berusaha meningkatkan kesejahteraan serta memberdayakan para pemulung yang bekerja sama dengan kami," kata Moses Mayer.
Sementara itu, Bojes 'AFI' yang turut memeriahkan sosialisi platform SampahLink mengaku sangat kagum apa yang diwujudkan Moses Mayer.
"Saya nggak menyangka dia kepikiran aja buat aplikasi seperti ini. Apalagi usianya baru 16 tahun," kata Bojes 'AFI'.
Apalagi kata Bojes, platform ini untuk membantu para pemulung agar bisa mendapatkan penghasilan lebih besar ketimbang selama ini berkeliling satu tempat ke tempat lain mencari sampah.
"Dengan adanya aplikasi ini pemulung bisa langsung jemput bola istilah dari si pemilik sampah. Asli keren banget," kata Bojes 'AFI'. (*)
*Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Moses Mayer Remaja 16 Tahun, Luncurkan Aplikasi SampahLink