TRIBUNBATAM.id - Gempa yang mengguncang Jawa Timur hari ini, Kamis (11/10/2018) menyisakan kisah menyentuh.
Khotimah (30), harus berlari keluar rumah sambil menggendong anak lelakinya, N (4) saat gempa mengguncang rumahnya di RT 01 RW 09 Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Kaliwates, Jember, Kamis (11/10/2018) dini hari.
Saat dibawa lari anaknya sempat bertanya "Opo o Bu, kok karo mlayu?" (Kenapa Bu, kok sambil lari?)
"Anak saya sampai bertanya begitu. Pokok saya bopong, sama bantalnya sekalian," ujar Khotimah yang ditemui Surya (grup TribunJatim.com) di depan rumahnya, Kamis (11/10/2018).
Kata Khotimah, sang suami juga keluar rumah.
Orang tua Khotimah yang rumahnya di sebelah rumah Khotimah juga berlarian keluar.
"Malah tetangga sebelah barat rumah ini keluar lewat jendela. Suami istri semuanya keluar lewat jendela,' lanjut Khotimah.
Khotimah menutuskan, tetangganya yang memilih melompat lewat jendela bernama Badar dan Lutfiyah.
Baca: Sanksi Arema - Singo Edan Tanpa Aremania di Laga Krusial, Termasuk Lawan Kandidat Juara Liga 1
Gempa bumi yang oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) disebut berkekuatan 6,4 SR di Timur Laut Situbondo itu memang terasa kencang sampai ke sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk Jember.
Dari data yang dihimpun Surya (grup TribunJatim.com), daerah yang mengalami getaran gempa antara lain Situbondo, Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Lumajang, Malang, Probolinggo, Pasuruan, Surabaya, juga Pulau Madura.
Kerusakan terparah terjadi di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep.
Kerasnya guncangan gempa sampai membuat penghuni rumah terbangun dari tidur dan berhamburan keluar, seperti yang terjadi pada keluarga Khotimah dan tetangganya.
Tidak hanya berhamburan keluar rumah, rumah orang tua Khotimah, Jamhuri (70) juga rusak.
Rumah Jamhuri termasuk dalam 12 bangunan yang terdampak gempa di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Kaliwates.
Tembok rumah Jamhuri retak, dan beberapa titik rontok.
Rontoknya tembok menimpa sofa di ruang tamu.
Beruntung, malam itu Jamhuri dan istrinya tidak tidur di rumah tersebut.
Keduanya memilih tidur di dipan sederhana di dalam warung yang menempel di satu sisi depan rumah.
"Jadi waktu dini hari tadi ambrol, malah tidak tahu. Kami berhamburan keluar karena gempa. Baru tahu kalau tembok rontok-rontok siang ini," ujar Jamhuri.
Baca: Dua Pentolan Suporter Arema FC Dilarang Masuk Stadion Manapun di Indonesia Seumur Hidup
Kerusakan di rumah Jamhuri termasuk kerusakan ringan.
Sedangkan rumah rusak berat di Kelurahan Kebonagung antara lain dialami oleh keluarga Hasyim (55).
Satu sisi tembok rumah itu roboh sepanjang 3,5 meter.
Beberapa titik tembok retak dan kondisinya membahayakan.
Beberapa tiang rumah nyaris melorot dan keluar dari tempatnya.
Karenanya, jajaran Polres Jember membantu kerja bakti di rumah tersebut.
Polisi membantu menopang rumah itu memakai tiang bambu di beberapa titik.
Baca: Dampak Gempa Sumenep Cukup Parah, Pakde Karwo Pastikan Sebanyak 246 Rumah Rusak
Istri Hasyim, Siti Khotimah (40) menuturkan saat tembok rumahnya roboh, dia masih berada di kamar.
"Bapak sudah keluar rumah sambil menyuruh saya keluar juga karena ada lindu. Saya masih nyari selimut untuk cucu di kamar. Untung tidak sampai tertimpa reruntuhan tembok," kata Khotimah.
Tembok itu roboh saat guncangan gempa terasa kencang di kawasan tersebut.
"Kayak ombak besar gitu guncangannya, tiba-tiba tembok roboh," lanjutnya.
Saat itu, Khotimah berada di kamar di satu sisi rumah itu.
Sedangkan tembok yang roboh merupakan tembok bagian samping luar rumah.
"Padahal kami kerja di Kalimantan untuk bisa membangun rumah ini. Belum sempurna betul karena belum ada plafon, sudah roboh," keluh perempuan yang berjualan bakso itu.
Meski rumahnya roboh, Khotimah bersyukur tidak ada yang terluka dalam peristiwa itu.
Sang cucu yang berusia 3,5 tahun memilih tidur di rumah neneknya yang berada di seberang rumah Hasyim.
Karena rumahnya tidak layah ditinggali, Hasyim dan istrinya akan tinggal di rumah saudaranya.
Sementara itu berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, ada 21 bangunan terdampak gempa bumi, Kamis (11/10/2018).
Rinciannya rumah rusak ringan sebanyak lima unit, rusak sedang 14 unit, dan rusak berat dua unit.
Bangunan yang terdampak gempa itu antara lain berada di Kelurahan Kebonagung Kecamatan Kaliwates, Desa/Kecamatan Sukorambi, Desa Darsono Kecamatan Arjasa, Desa Lampeji Kecamatan Mumbulsari, dan Desa Pondokrejo Kecamatan Tempurejo.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo, TRC BPBD melakukan pengecekan lapangan sejak pukul 04.00 WIB di seluruh daerah yang dilaporkan terkena dampak gempa.
"Itu sementara data yang kami kumpulkan dan cek di lapangan. TRC juga sudah melakukan assesment di lokasi terdampak. Jika ada perkembangan lanjutan, akan kami kabarkan," ujar Heru.(*)