Kerasnya Seleksi Anggota Kopaska TNI AL, Punya Ritual Makan Nasi Komando. Apa Isinya?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kopaska TNI AL

Syarat Menjadi Anggota Kopaska, Wajib Ikuti Latihan Seperti Neraka, Pasukan TNI AL yang Paling Seram

TRIBUNBATAM.id -  Komando Pasukan Katak (Kopaska) merupakan  pasukan elite yang dimiliki oleh TNI angkatan Laut, memiliki sejarah yang panjang.

Kopaska didirikan 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno untuk mendukung kampanye militer di Irian Jaya.

Cikal bakal berdirinya Kopaska sendiri yakni saat Presiden Soekarno dibuat terkagum-kagum dengan aksi dua orang anggota pasukan katak yang membuat markas TNI AL bergetar.

Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.

Tahun 1960, TNI AL yang kala itu bernama ALRI menggelar peringatan hari Armada.

Presiden Soekarno menjadi inspektur upacara dan berdiri di podium Dermaga Ujung Surabaya.

Beginilah Kisah Unik Awal Mula Pembentukan Kopaska, Pasukan Khusus TNI AL!

Saat itulah Letnan Laut Joko Suyatno dan Sersan Emil Joseph unjuk kebolehan.

Keduanya merupakan personel ALRI yang sekarang disebut TNI AL yang telah mendapat pelatihan di Underwater Demolition Team di Amerika Serikat.

Letnan Joko dan Sersan Emil keluar dari kapal selam kelas Whiskey RI Tjakra di kedalaman sebelas meter.

Mereka muncul sejenak dengan peralatan selam lengkap ke permukaan.

Beberapa saat kemudian ledakan dahsyat terdengar.

Markas ALRI sampai berguncang saking kerasnya ledakan.

Jenis Mobil Mewah dari Singapore yang Diseludupkan ke Batam, Ada Nisaan GTR dan Ford Mustang

HASIL INDONESIA MASTER 2019 - Hasil Babak Kualifikasi Pemain Indonesia, Sembilan Menang, 7 Kalah

Ledakan itu tak dirancang untuk menghancurkan, sekadar menunjukkan kemampuan pasukan katak.

Walau begitu lumpur dermaga sampai muncrat tinggi ke angkasa.

Setelah ledakan, muncul Joko dan Emil dari kolong dermaga.

Rupanya mereka berdua adalah pelaku demo peledakan yang menggetarkan itu.

Joko dan Emil yang mengenakan perangkat SCUBA dan tubuh penuh lumpur mendekati Soekarno di podium.

Semua hadirin terkagum-kagum melihat aksi pasukan komando tersebut.

Bung Karno yang mengenakan pakaian kebesaran putih-putih tak risau disalami dua prajurit yang tangannya masih belepotan lumpur itu.

Soekarno dan Kopaska (Kolase/Ist)

Beliau malah tersenyum bangga.

Dengan kagum, Soekarno menepuk pundak kedua anggota pasukan katak itu.

"Angkatan Lautku lengkap sudah," mungkin itu yang ada di pikiran Soekarno saat itu.

Aksi itu pula yang membuat Soekarno mantap memerintahkan ALRI membentuk Komando Pasukan Katak.

Dua tahun kemudian, 31 Maret 1962, pasukan elite ini dibentuk.

Syarat Menjadi Anggota Kopaska

Setahun setelah dibentuk Kopaska kerap diturunkan dalam misi pertempuran setengah mustahil.

Untuk itulah diperlukan orang-orang terbaik untuk menjadi prajurit Pasukan katak.

Syarat utama untuk menjadi Manusia Katak yakni wajib dari Korps Pelaut.

Alasan kenapa harus pelaut karena seorang anggota pasukan katak harus mengetahui konsep perang laut.

Mereka sudah harus tahu bagian-bagian kapal.

Kemudian harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL selama dua tahun atau lebih.

Sementara itu latihan yang harus dilalui oleh calon anggota Pasukan Katak disebut juga dikenal sangat berat. 

Minggu pertama yakni calon prajurit harus menjalani hellweek.

Latihan yang benar-benar menguras emosi, tenaga dan keringat sampai ke tetes terakhir.

Pasukan Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) melakukan pengintaian dalam latihan operasi Over The Beach Operation di Kompleks Satuan Koarmabar I Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (7/8/2017). Kegiatan tersebut merupakan latihan rutin yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan anggota Kopaska dalam menghadapi musuh. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska Hellweek merupakan saat-saat paling sulit yang mesti dilalui oleh calon prajurit Kopaska. 

Setiap calon pasukan katak tak pernah diberi tahu kapan rangkaian hellweek dimulai.

Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap.

Hellweek dibuka dengan ritual bersama-sama memakan nasi komando.

Yakni nasi hasil blenderan nasi, lauk pauk, telur mentah, minyak ikan dan terasi.

Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran.

Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas.

Minuman yang diberikan adalah jamu brotowali meski menyehatkan, tapi rasanya pahit.

Selama pendidikan, nama mereka diganti dengan nama hewan laut seperti tongkol, udang, paus, kakap.

Tak ada paksaan untuk mengikuti latihan ini, para prajurit yang tak kuat bisa berhenti kapan saja.

Siswa yang gugur atau mengundurkan diri diminta meletakkan topi bajanya di pinggir lapangan.

Pasukan khusus Kopaska ()

Setelah lulus Hellweek para prajurit ini dikenalkan berbagai senjata dan memulai latihan menembak.

Para calon anggota Kopaska juga harus menjalani latihan komando gunung hutan dan longmarch.

Setelah latihan Komando gunung hutan selesai dilalui para calon pasukan katak mesti menjalani latihan terjun.

Setelah itu mereka digembleng aneka praktik demolisi dan pertempuran bawah laut khusus.

Setelah itu dilakukan latihan praktik intelejen.

Total rangkaian seluruh pendidikan ini makan waktu 10 hingga 12 bulan. 
Setelah lulus barulah mereka berhak mengenakan brevet Pasukan Katak dan baret merah.

Pertama Dibentuk 12 Orang yang Lulus Seleksi

Saat pertama Kopaska dibentuk pada tahun 1962 suasana di tanah air sedang tegang.

Indonesia terlibat konfrontasi dengan Belanda dalam perebutan Irian Barat.

Kopaska pun berdiri dengan motto Tan Hana Wighna Tan Sirna.

Tak ada rintangan yang tak bisa dilewati.

Perekrutan dan Latihan Dirahasiakan

Untuk merekrut anggota Komando Pasukan Katak, pada Akhir Januari 1962, Markas Besar AL memanggil sejumlah personel korps pendidikan jasmani AL dengan kepangkatan mulai dari tamtama sampai perwira pertama (Pama).

Jika dijumlah, personel yang terkumpul saat itu mencapai 17 orang, dengan pangkat mulai dari kopral sampai kapten.

Mereka kemudian diwajibkan ikut dalam tes Lapsi AL dan kesamaptaan, termasuk di dalamnya tes menyelam selama beberapa menit (decompresion chamber).

Dari hasil seleksi ternyata hanya ada 12 orang yang dinyatakan lulus.

Awal Februari 1962 mereka mulai melaksanakan latihan fisik sekaligus juga menjalani pendidikan ke-Kopaska-an.

Pelatihan diberikan oleh para senior TNI AL yang pernah mendapat pelatihan khusus di AS, yakni Mayor O.P Koesno, Mayor Urip Santoso, dan Mayor Emil Joseph.

Pelatihan dan pendidikan yang kemudian diberikan meliputi penyelaman ringan dengan alat pemyelam khusus (SCUBA), penggunaan bahan peledak di dalam air, renang jarak jauh siang/malam, latihan peledakan bawah air/darat dalam rangka pembersihan tumpuanpantai pendaratan, teknik sabotase, menembak menggunakan pistol, dan taktik prosedur pelarian.

Pendidikan dan latihan itu khusus itu sebenarnya merupakan bagian dari perjalanan pembentukan Grup Instruktur.

Seiringan dengan perjalanan waktu pelaksanaan pelatihan, para personel Grup Instruktur ditempatkan di Hotel Thamrin, Tanah Abang, Jakarta.

Kopaska TNI AL ()

Suatu penyediaan fasilitas yang sebenarnya cukup ‘wah’ pada saat itu tapi sebenarnya juga karena memiliki tujuan dan alasan khusus.

Yakni dengan alasan menjaga kerahasiaan, dan identitas mereka saat juga disamarkan.

Oleh karenanya di lingkungan hotel mereka tidak berperilaku seperti tentara.

Sementara untuk pendidikan dan pelatihan bawah air, mereka diarahkan untuk menggunakan kolam renang Gelora Senayan.

Meski waktu itu kolam renang tersebut baru saja rampung dibangun dan masih ada sedikit pekerjaan pembenahan di sana-sini.

Tanggal 31 Maret 1962, ketika para calon instruktur Kopaska itu sedang asyik latihan , suatu inspeksi yang dilakukan secara mendadak mengejutkan mereka.

Saat itu Grup Instruktur memang sedang melaksanakan schedule latihan.

Sejumlah pejabat tinggi AL, termasuk di dalamnya Menpangal (Menteri Panglima AL) Laksamana Madya R.E Matadinata, tiba-tiba berkunjung ke Kolam Renang Senayan.

Banyak yang mengira kunjungan itu adalah inspeksi biasa.

Tetapi siapa sangka, pada kesempatan itu Laksamana Martadinata ternyata langsung mengadakan upacara sederhana dalam rangka meresmikan berdirinya Komando Pasukan Katak Angkatan Laut.

Mekipun masih belum percaya, semua personel Grup Intruktur yang hanya bercelana pendek dan mengenakan kaus tanpa sepatu segera berbaris rapi untuk menyelenggarakan upacara peresmian berdirinya Kopaska.

Belakangan baru ketahuan alasan peresmian berdirinya Kopaska yang unik itu karena mereka akan segera ditugaskan dalam misi militer Operasi Trikora demi membebaskan Irian Barat (1962-1964) yang kemudian berhasil secara gemilang.

(Sumber : Kopaska Spesialis Pertempuran Laut Khusus TNI AL 2012)

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Syarat Menjadi Kopaska, Wajib Ikuti Latihan Seperti Neraka Untuk Gabung Pasukan TNI AL Paling Seram,

Berita Terkini