Seorang pengendara sepeda motor tiba-tiba berbelok ke jalan lain dan kemudian meninggalkan sepeda motornya, di pinggir jalan di Sitio Nes Talayan.
Beberapa menit setelah pria itu pergi, motor itu meledak, kata Encinas.
Pria itu diketahui sedang menuju Datu Odin Sinsuat dan saat melihat tentara memeriksa "semua kendaraan, pria itu berhenti dan berbalik.
"Dia melaju kencang dan kemudian berbalik arah dan meninggalkan sepeda motornya di pinggi jalan," kata Encinas.
Encinas mengatakan, sedtelah diperiksa, bom tersebut jenis alat peledak improvisasi yang dipicu menggunakan ponsel.
Upaya pemboman itu mungkin sebagai balasan atas serangan militer terhadap militan Bangsamoro yang terkait dengan ISIS, kata Encinas.
Delapan anggota BIFF (Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro) tewas dalam serangan udara di Sultan sa Barongis, Maguindanao, Sabtu lalu.
Mayor Jenderal Cirilito Sobejana, komandan Divisi Infanteri ke-6, mengatakan, militan BIFF dipimpin warga Singapura, Muhamad Ali Abdul Rahiman alias Muawiyah.
Selain Muawiyah, di kamp tersebut diduga tempat persembunyian kelompok teroris aliansi ISIS yang terdiri atas dua WN Malaysia, dua WN Indonesia, dan dua WN "berpenampilan Timur Tengah".
BIFF adalah kelompok sempalan dari Front Pembebasan Islam Moro yang telah menandatangani pakta perdamaian dengan pemerintah Filipina.
Menteri pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, mengatakan militer mengawasi setidaknya 44 teroris dari luar negeri yang mencari perlindungan di Mindanao.
Mayor Jenderal Sobejana mengatakan, kamp Maguindanao memiliki sekitar 20 bunker yang dipimpin oleh Muhajireen Wal-Ansar yang disebut Maguindanao Daulah Islamiyah, sebuah faksi BIFF di bawah Esmael Abdulmalik alias Abu Turaife.
Eskalasi di Mindanao memanas menjelang pemungutan suara (plebisit) yang akan memutuskan masuknya enam kota provinsi di Daerah Otonomi Bangsamoro untuk Muslim Mindanao (BARMM).
Kelompok sempalan BIFF ini diduga mencoba menggagalkan referendum tersebut.
WNI pengebom di Jolo