Ia baru menyusul satu hari kemudian lantaran mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
“Mendengar kabar seperti itu, siapa orangtua yang nggak kaget? Istri pun saya marah-marahi waktu itu," ucap Kukuh.
Tapi karena harus mengurus SKTM dari tingkat RT/RW, desa, hingga kecamatan, saya baru menyusul sehari kemudian, dengan harapan bisa membantu meringankan biaya pengobatan anak saya,” tambah Kukuh.
• Sepakbola Brasil Berduka. Diklat Pemain Muda Klub Flamengo Terbakar, 10 Orang Tewas
• Solskjaer Diberi Gelar Pelatih Terbaik Liga Inggris, Ini Reaksi Solskjaer
• Pusat Pelatihan Sepak Bola Flamengo Brazil Terbakar, 10 Pemain Meninggal, 3 Luka-luka
• Terungkap Pegawai Pemprov Papua Pelaku Penganiayaan Penyidik KPK, Pemersikaan Dilakukan Senin Ini
Namun SKTM yang dibawa oleh Kukuh tersebut rupanya tidak banyak membantu, lantaran dia diharuskan tetap membayar biaya pengobatan Ibnu di rumah sakit sebesar Rp 5 juta.
Saat itu, Ibnu divonis oleh tim dokter mengalami luka bakar hingga 50 persen.
“Sebab hanya saya yang punya KIS (Kartu Indonesia Sehat), sementara baik istri maupun semua anak saya tidak memiliki BPJS. Akhirnya ya utang kepada saudara istri saya untuk biaya pengobatan selama di sana,” tutur dia.
Lantaran pengobatan yang terus membutuhkan biaya, akhirnya Ibnu dibawa oleh kedua orangtuanya kembali ke Gresik, ke rumah kontrakan mereka seluas 3x5 meter di Desa Kramat Inggil.
Setelah itu, Ibnu hanya sempat menjalani rawat jalan berupa satu kali periksa ke rumah sakit.
“Karena saudara istri saya memberikan masukan, mungkin SKTM itu bisa digunakan saat berobat di Gresik, sesuai dengan domisili yang mengeluarkan. Makanya kemudian keluarga saya bawa kembali ke Gresik, sebab saya juga harus kerja jual pulsa dan servis handphone di konter milik orang,” kata dia.
Saat di Gresik, Kukuh bersyukur ada lembaga zakat yang membantu biaya pengobatan.
“Pertama kemarin yang harus bayar Rp 130.000 saat diperiksa di (RSUD) Ibnu Sina, karena aturannya kalau rawat jalan itu tetap bayar, kalau rawat inap tidak," katanya
"Baru yang di Rumah Sakit Muhammadiyah kemarin tidak, karena ada Lazismu yang membantu biaya pengobatan Ibnu, jadi tidak bayar sama sekali,” tambahnya.
Baik Kukuh dan Mufidah mengatakan, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi mereka berdua untuk lebih ketat mengawasi buah hatinya.
Sementara saat ini, Kukuh sedang berupaya mengurus BPJS bagi para anggota keluarganya, dengan dibantu oleh para relawan yang ada di Gresik.
Sementara menurut dokter di RS Muhammadiyah Gresik, luka yang dialami Ibnu kini tinggal 18 persen.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Sedih Anak Balita yang Tercebur ke Kuali Berisi Soto Panas"