Saat itu Ameng masih berpikir positif, nyawa anak ketiganya ini masih bisa diselamatkan.
Ia pegang bagian tangan anaknya itu, namun terasa sudah keras. Ia juga menyentuh bagian pinggang anaknya, sayangnya sudah terasa dingin. Harapan Ameng pupus.
Ia tak habis pikir dengan kejadian ini. Apalagi melihat banyak luka tusukan di tubuh anaknya.
Ada juga luka di bagian wajah Fitri. Sementara rambutnya, seakan dijambak pelaku.
"Teganya," ujarnya sembari menepuk telapak tangan kanannya ke dahi.
Ameng menduga Fitri melakukan perlawanan saat kejadian.
Sayang ia kalah kuat dari pelaku. Kejadian itupun membuat Fitri kehilangan banyak darah, dan berujung pada kematiannya.
Dari informasi, selain membantu usaha ayahnya, aktivitas Fitri sehari-hari biasanya dihabiskan dengan bercengkrama ke rumah tetangga sebelah rumahnya.
• Yuda Bunuh Fitri Karena Dendam Cintanya Ditolak Seorang Cewek, Tuduh Fitri Jadi Penyebabnya
• TERUNGKAP! Ternyata Ini Penyebab Yuda Bunuh Fitri Setelah Simpan Dendam Selama 5 Tahun
• Wujud Kepedulian, Yayasan Kanker Indonesia Tanjungpinang Jenguk Penderita Kanker Payudara
Tetangga rumah itu sudah dianggap sebagai keluarganya. Fitri juga kerap membantu jika ada pekerjaan yang bisa dia lakukan.
Dia tak sungkan memberikan bantuan tenaganya.
"Orangnya ringan tanganlah. Dia juga suka bercanda," ujar tetangganya.
Memang di sisi lain, diakuinya Fitri juga punya sifat ceplas-ceplos dalam berbicara.
Namun itu tak mengurangi nilai-nilai kebaikan yang ada dalam dirinya.
Ia melanjutkan, sebelum kejadian, Ameng ayah Fitri, sudah mengingatkan anaknya itu untuk bermain ke rumah tetangga sebelah rumah saja.
Sementara Ameng akan pergi keluar rumah.