Pada saat itu, Dusun Klumpit belum terendam banjir.
"Saya dan bapak saya membawa sapi ke Dusun Klumpit, kemudian saya balik ke rumah untuk menyelamatkan adik, keponakan, dan ibu saya," katanya.
Setelah ia memastikan ayahnya dan dua sapi peliharaanya aman, Arif pun kembali ke rumahnya.
Namun setibanya di rumah, banjir sudah semakin tinggi.
Pada saat itu, jalan menuju Dusun Klumpit sudah setinggi leher pria dewasa.
Akhirnya dia berinisiatif untuk membawa adik dan dua keponakannya yang masih kecil melewati jalan di persawahan, menuju underpass tol.
"Sebelumnya, mau ke Dusun Klumpit juga, karena kami berpikir di sana nggak banjir. Tapi jalan menuju ke sana banjir tinggi. Akhirnya saya memutuskan lewat persawahan, lewat jalan sawah, ternyata banjir juga. Awalnya cuma selutut, tapi semakin barat semakin tinggi, arusnya juga cukup kencang," katanya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini menggendong keponakannya Sifa Nurkaromah (5) di pundaknya.
Sedangkan Khamim Nurmahmudin (3), dibawa oleh Fitroh, menggunakan ember.
"Yang perempuan saya gendong di sini (di belakang leher). Yang laki-laki dibawa adik saya, pakai ember," katanya.
Saat itu, dia berencana untuk menuju Desa Klumpit, melwati underpass tol, namun ternyata juga tergenang banjir.
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menyeberangi jalur tol di Perbatasan Dukuh Sumberejo dengan Dukuh Klumpit, Desa Kersikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.
Jemput ibu
Setelah berhasil menyelamatkan adiknya serta dua keponakannya dari banjir di Dusun Sumberejo, Desa Kersikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Kamis (7/3/2019), ternyata Arif Rosidi (47) masih harus kembali ke rumah untuk menjemput ibunya.
Diberitakaan sebelumnya, kisah empat warga korban banjir yang diselamatkan pengguna jalan tol Ngawi-Kertosono, menjadi viral di media sosial.