Batam Terkini

Mahasiswi Ungkap Beratnya Jadi Guru di Pulau, Ini Respons Wali Kota Batam

Penulis: Ucik Suwaibah
Editor: Eko Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswi Prodi Bahasa Inggris UNRIKA, Nur Ainun saat sampaikan aspirasi soal guru di Pulau Buluh, Rabu (27/8/2025)

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Persoalan guru di Kota Batam ikut disuarakan dalam aksi bertajuk Indonesia Sold Out yang digelar mahasiswa di Kantor DPRD Kota Batam, Rabu (27/8/2025)

Nur Ainun, mahasiswi Universitas Riau Kepulauan yang pernah menjadi guru pengganti di Pulau Buluh, menceritakan beratnya perjuangan tenaga pendidik di pulau.

Menurutnya, kapal yang disediakan pemerintah hanya mampu menampung murid-murid SD, SMP, hingga SMA dan masyarakat sekitar.

Akibatnya, guru lebih sering mengalah dan mencari transportasi sendiri dari Batam.

"Saya waktu itu pernah naik boat sendiri, ongkosnya bisa sampai Rp 20 ribu sekali jalan. Kalau pulang-pergi sekitar Rp 40 ribu. Kadang dihitung borongan 10-15 ribu, tapi tetap desak-desakan di boat kecil," ujar Ainun.

Perempuan 21 tahun itu turut menceritakan kondisi semakin sulit saat hujan turun.

Sebab kala menaiki boat kecil, pakaian guru kerap basah terkena percikan air.

"Jadi kapal yang kami naiki itu gak besar, boat nelayan itu, kalau hujan udah basah baju seragam kami," terangnya.

Mahasiswi semester 5 UNRIKA ini berharap akan ada kesejahteraan untuk para tenaga pendidik kedepannya. 

"Gaji yang diterima pun tidak sebanding, apalagi belum termasuk biaya transportasi. Kalau ada tambahan boat lagi alhamdulillah yang bisa dipakai guru-guru kan," tambahnya.

Ia berharap ada kapal khusus yang bisa digunakan untuk guru mengajar di Pulau.

Pasalnya, jam masuk sekolah paling lambat pukul 07.30 WIB, sementara guru harus berbagi trip dengan penumpang lain yang jumlahnya padat.

"Kapal yang dijelaskan Pak Wali tadi itu bisa bawa sekitar 50 orang ada 3 trip jam 6, setengah 7, dan jam 7, itupun kalau naik udah berdesajkan. Ada tiga trip, mau enggak mau kita memprioritaskan untuk murid-murid dulu yang jalan," kata dia.

Perempuan yang mengambil prodi Bahasa Inggris ini juga merespon adanya rencana pemberian insentif dari Walikota Batam.

Meski rincian besarannya belum dijelaskan, tentu solusi yang diberikan membawa angin segar bagi sejumlah tenaga pendidik yang mengabdi di Pulau.

Halaman
12

Berita Terkini