TRIBUNBATAM.id - Di dunia ini banyak sekali kehidupan yang belum terjamah, termasuk orang-orang yang masih hidup dengan tenang di tengah hutan.
Meski tidak terjamah dengan modernisasi dan hidup secara primitif, ternyata mereka juga memiliki konflik yang berjalan selama ratusan tahun.
Salah satunya adalah kisah mengenai konflik antara Suku Kurobo dan Suku Matis ini, dua suku dari pedalaman hutan Amazon yang masih hidup dengan mengisolasi diri.
Melansir Daily Mirror pada Kamis (11/4/2019), Suku Kurobo adalah kelompok yang terpisah dari suku utama di Amazon 4 tahun lalu.
• Disiarkan Langsung, Peti Mati Mesir Kuno Dibuka, Dikenal Simpan Banyak Kutukan, Apa Isinya?
Hal itu terjadi setelah perselisihan internal dengan suku Matis.
Karena hal itu, ekspedisi Funai, dari departemen urusan adat Brazil mencoba menyatukan kembali suku-suku ini untuk menghentikan perang berdarah.
Kurobo yang dikenal dengan sebutan 'incluber indians' karena memiliki tongkat setinggi bahu, digunakan untuk membuka tengkorak musuh mereka.
Sedangkan Matis, adalah kelompok suku yang terkenal kejam dengan busur panah, dan senapan panjang beracun untuk membunuh mereka.
• Ashanty Kompak dengan Krisdayanti Datang ke Kampanye di GBK, Beralih Pilih Jokowi, Bagaimana Anang?
Persaingan keduanya telah berlangsung selama puluhan tahun sejak 1920, ketika itu Matis menangkap dua gadis Kurobo dan membawanya kembali ke desa mereka.
Kemudian mereka menjadi bagian dari suku.
Pada 2015 Kurobo berpisah setelah perselisihan, sekelompok Kurobo memilih memisahkan diri dari hutan untuk menghindari Matis.
Setelah berlangsung selama puluhan tahun, permusuhan ini membuat Departemen Pemerintah Brazil khawatir, dan meluncurkan ekspedisi terbesar dalam 20 tahun.
• MotoGP Americas 2019 - SERU! Marc Marquez Pole, Valentino Rossi Tercepat Kedua
Mereka didukung oleh Polisi Federal dan tentara Brazil, untuk menyatukan Kurobo dan Matis.
Anggota ekspedisi melakukan perjalanan 9 hari untuk bertemu Kurobo dan memastikan mereka aman.
Namun, saat mereka bertemu dengan Kurobo justru sebuah momen emosional terjadi, kelompok ini memeluk dua orang dari ekpedisi tersebut yang tak lain adalah saudaranya.