TRIBUNBATAM.id, BATAM - Salah komentar di akun facebook, seorang warga Bida Ayu Sungai Beduk, Parno, harus menanggung akibatnya.
Parno (55) harus meminta maaf secara terbuka dalam sebuah pertemuan dengan Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam di Gedung LAM, Senin (13/5/2019).
Berdasarkan kronologi kejadian pada mulanya, ia berkomentar menanggapi postingan terkait persoalan Ex-Officio yang memang belum lama ini kembali menghangat.
Dalam komentarnya tersebut, Parno menyebutkan kata-kata cukup kasar.
Walaupun tidak menyebutkan siapa yang ia maksudkan, namun inti dari pernyataanya mengarah pada masyarakat pesisir Batam.
Adapun tertulis komentar Parno pada Minggu (12/5) malam: "Hai orang2 yg tak tau diuntung harusnya sadar tanpa Otorita kalian itu orang kampung dan tanpa kalian tuntut pun perlahan-lahan aset itu akan diberikan."
Ironisnya, komentar Parno tersebut jadi pemicu amarah masyarakat pesisir Batam, khususnya masyarakat Melayu yang ada di Kecamatan Sungai Beduk.
Masyarakat Melayu yang tergabung dalam berbagai organisasi langsung datang dan m minta Parno menjelaskan komentarnya.
• Tersulut Emosi, Pria Ini Bunuh Bocah 10 Tahun Karena Berkelahi Dengan Anaknya di Sekolah
• Tidur Beralas Kardus Hingga Tawaran Rp 700 Juta, Ini Kisah 23 Hari Petugas PPK Sagulung Gelar Pleno
• Gagal Bagi Takjil di Laut Karena Cuaca Buruk, Ditpolairud Polda Kepri Ingatkan Soal Life Jacket
• Merasa Dicurangi, Caleg PDI P Datangi Kantor Bawaslu Batam Bawa Sejumlah Bukti
Dirinya tak menyangka apa yang dikatakannya disambut dengan reaksi tak setuju dari masyarakat Melayu Kota Batam.
Dari hatinya ia bermaksud tidak berniat menyinggung dan enggan membahas lagi perihal komentar yang ia terlontarkan itu.
"Ini salah saya, saya tidak akan mengulanginya, saya mau minta maaf kepada masyarakat Melayu," ujar Parno seusai pertemuan di Gedung LAM yang dihadiri Penasehat LAM Kota Batam, Maaz Ismail, Senin (13/5/2019).
Saat itu, lanjut dia, dirinya menyadari kesalahannya dan ikut bersama rombongan masyarakat ke Polsek Sei Beduk.
Di sana ia membuat pernyataan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Melayu.
Malam itu juga, dia mengatakan akan meminta maaf secara langsung kepada masyarakat Melayu dalam sebuah pertemuan di gedung LAM.
Parno tampak ditemani oleh salah satu anggota keluarganya, tak kuasa menahan tangis, berulangkali air mata mengalir membasahi pipinya.
Sambil menyalami peserta pertemuan, kata maaf terus terucap dari mulut Parno.
Dalam pertemuan itu sendiri, Parno mendapat nasehat dari Maaz Ismail, yang intinya meminta Parno untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang dibuatnya.
Maaz juga meminta Parno untuk bersama-sama mengajak masyarakat untuk menjaga kerukunan yang ada, sehingga peristiwa yang menimpanya ini tidak lagi terulang kepada orang lain.
Meskipun masyarakat Melayu telah terusik, lanjut dia, Maaz menjelaskan bahwa pintu maaf selalu terbuka bagi mereka yang tulus mengakui kesalahannya.
Pertemuan dipimpin langsung oleh Maaz dan secara langsung menerima permintaan maaf Parno.
Ia juga berpesan kepada masyarakat Melayu yang hadir untuk menerima permintaan maaf dari lelaki asal Nganjuk, Jawa Timur ini.
Proses penerimaan maaf itu sendiri dilakukan dengan prosesi adat, di mana Parno diminta untuk bersalaman dengan Maas yang mewakili masyarakat Melayu.
Parno mengikuti apa yang diucapkan oleh Maas sebagai ikrar permohonan maaf.
Ia menambahkan meskipun sudah menjalani proses ini, warga tampak yang tidak puas akan tindakan Parno ini tetap ada.
Mereka menganggap permintaan maaf saja tidak cukup, karena Parno telah lancang mengusik marwah masyarakat Melayu.
Ironisnya lagi, Parno yang akan keluar dari gedung LAM sendiri sempat mendapat hadangan dari massa.
Ia yang awalnya akan menemui massa untuk bersalaman, akhirnya kembali lagi dibawa masuk karena ditakutkan memancing amarah warga. (tribunbatam.id/roma uly sianturi)