"Bener, jangan mencari kambing hitam apalagi gunakan akun anonim. Mohon berdebat secara terbuka jauh lebih baik. Sampaikan juga buat Pak Sandi Uno," begitu balas Andi Arief.
Di sisi lain, Andre Rosiade juga merasa aneh dengan pernyataan Andi Arief yang menyebut pihaknya menggunakan buzzer.
Andre Rosiade pun menjelaskan, pihaknya tidak menggunakan buzzer.
"Saya rasa kami tak pake buzzer. Saya juga agak aneh dengan pernyataan bang Andi Arief bilang kami pake buzzer, menyatakan bahwa kami politisi yang pake akun anonim," ujar Andre Rosiade seperti dilansir TribunJakarta dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (8/6/2019).
Andre Rosiade menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menggunakan akun anonim.
"Politisi Gerindra tak pernah pake akun anonim, tapi akun yang terang bahwa itu kepemilikan kami," tuturnya.
"Saya sampaikan juga kepada beliau, 'kalau anda berkoalisi dengan kami ada masukan sampaikan secara lansung, tak usah cuit di media sosial. Jangan sampai ngakunya berkoalisi tapi faktanya merongrong dari dalam," tambahnya.
Curhat SBY soal AHY hingga Partai Demokrat di-bully
Curhat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terkait partainya di-bully seusai Komandan Kosgama Partai Demokrat Agus Yudhoyono (AHY) bertemu Presiden Jokowi mendapat tangggapan dari Fadli Zon.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menyoroti ucapan SBY melalui tayangan video yang diputar di kediamannya, Kuningan, Jakarta, Senin (27/5/2019).
SBY menyatakan bahwa dirinya dan partainya mendapat opini negatif setelah AHY melakukan pertemuan dengan Jokowi.
Pertemuan AHY dan Jokowi berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta dan Istana Kepresidenan Bogor setelah diselenggarakannya Pemilu 2019.
"Akibat pertemuan itu, AHY, SBY, dan Partai Demokrat diserang habis oleh kalangan tertentu," kata SBY.
"Setelah itu AHY di-bully sangat kejam. Mungkin itu cara Tuhan untuk menggembleng orang yang baru masuk di dunia politik. Dari serangan itu, sebenarnya kita tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal," tambahnya.
Diwartakan Kompas.com, SBY mengatakan, hal tersebut merupakan pembeda antara Partai Demokrat dan pihak lain yang mengusung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019.