Menurut SBY, meski tak mengusung Jokowi, Demokrat tak menutup komunikasi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
SBY mengatakan Demokrat selalu membuka diri untuk berkomunikasi dengan pihak mana pun.
Apalagi, kata SBY, pertemuan antara AHY dan Jokowi bukan membahas pembentukan koalisi di pemerintahan melainkan permasalahan kebangsaan.
SBY pun mengatakan AHY ke Istana atas undangan Jokowi.
"Di situ perbedaan kami dengan pihak tertentu itu. Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan 01. Barangkali ada yang bersumpah tak akan komunikasi dan berkawan selamanya. Barangkali pula dendam yang membara harus dipertahankan," ujar SBY.
"Silakan kalau ada yang punya prinsip itu. Tapi jangan atur Demokrat harus mengikutinya. Kami prinsip ikhtiar perjuangan untuk menang harus dilakukan sekuat tenaga. Namun, setelah selesai, ya, selesai," lanjut SBY.
Menanggapi hal itu, Fadli Zon menyebut bahwa setiap sikap yang diambil politisi pasti akan mengundang pro dan kontra.
Fadli Zon sendiri mengaku tak jarang mendapatkan bully karena pernyataannya.
Kelompok yang setuju dengannya, maka akan mendukungnya.
Sedangkan yang tidak mendukungnya akan berbuat sebaliknya.
"Setiap politisi apapun yang dilakukan pasti ada kelompok yang suka ada kelompok yang tidak suka. Jadi enggak usah Baper lah kalau kena bully itu. Saya tiap hari kena bully santai aja, enggak ada tuh saya Baper-baperan," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Singgung Serangan Buzzer, Andi Arief Diingatkan Gerindra Soal Koalisi: Tak Usah Cuit di Medsos