Kuasa Hukum Kivlan Zein Bantah Semua Tuduhan pada Kliennya, Tapi Dia Harus Akui Kivlan Buat Hal Ini

Editor: Thom Limahekin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eggi Sudjana dan Kivlan Zein demo di Bawaslu

TRIBUNBATAM.id - Klaim-klaim kepada Kivlan Zein dalam proses penyidikan kasus kepemilikan senjata ilegal dan makar mulai dibantah oleh pihak Kivlan Zein sendiri.

Kuasa Hukum Kivlan Zen, Tonin Tachta Singarumbun membantah misalnya terkait kliennya memberikan uang Rp 150 juta untuk membeli senjata.

Tonin pun menegaskan kalau Kivlan Zen tidak terlibat di kerusuhan 21 - 22 Mei 2019.

Hal itu disampaikan oleh Tonin Tachta Singarumbun di acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (13/6/2019).

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Talk Show tvOne Kamis, kuasa hukum Kivlan Zen ini bahkan menyebut kalau kliennya tidak terlibat rencana pembunuhan.

 Bahkan dia dengan tegas menyebut kalau sebenarnya Kivlan Zen sendirilah yang menjadi sasaran pembunuhan.

"Kami katakan, Pak Kivlan Zen tidak terkait dengan 21 - 22 Mei," tegas Tonin.

Tonin juga menjelaskan kalau pengakuan para tersangka kepemilikan senjata ilegal yang dirilis kepolisian pada Selasa (12/6/2019) lalu adalah by design.

Namun, dia membenarkan soal pertemuan Kivlan Zen dengan para tersangka baik di Masjid Pondok dan di Kelapa Gading.

Terkait cerita yang disampaikan, menurutnya berbeda dengan cerita sebenarnya.

Dia juga mengakui kalau Kivlan Zen memberikan sejumlah uang kepada tersangka untuk demonstrasi di bulan Mei, bukan untuk membeli senjata.

"Jadi, Tahjudin yang ngomong di tv itu kan mengatakan segala macam, padahal dia itu diorder Pak Kivlan untuk mengadakan demo di bulan Mei. Terima Rp 5 juta kemudian hilang, tidak pernah lagi berhubungan dengan Pak Kivlan Zen," bebernya.

Tonin pun kembali menegaskan kalau uang itu diberikan Kivlan Zen bukan untuk membayar eksekutor untuk membunuh.

Dia pun membantah rencana pembunuhan yang disebut dibuat oleh Kivlan Zen.

Malahan, kata dia, Kivlan Zen lah yang direncanakan untuk dibunuh.

"Uang diberikan untuk demo, kalau nembak ceritanya lebih ngawur lagi, karena Pak Kivlan Zen posisinya mau dibunuh, bukan memerintahkan membunuh," katanya.

Halaman
123

Berita Terkini