Partai Gerindra Tetap pada Pendirian, Tidak Mau Bergabung dengan Koalisi Jokowi, Ini Kata Jubir BPN

Editor: Thom Limahekin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Badan Pemenangan (BPN) Prabowo - Sandi, Andre Rosiade.

TRIBUNBATAM. id - Partai Gerindra tetap bertahan pada sikapnya sebagai oposisi pemerintah pasca Pilpres 2019.

Kendatipun ada rumor yang menyatakan kalau Presiden RI Jokowi sempat menawaran posisi menteri kepada partai politik besutan Prabowo Subianto itu, namun Gerinda tetap bergeming.

Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, menyatakan partainya belum memikirkan peluang untuk bergabung ke koalisi pemerintahan Joko Widodo jilid II.

Andre Rosiade mengatakan Gerindra saat ini tengah fokus menyiapkan persidangan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Bahkan, Andre Rosiade meyakini pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno akan menang di MK.

Hal itu disampaikan Andre menanggapi pernyataan Capres petahana Joko Widodo yang membuka kemungkinan partai besutan Prabowo itu masuk ke dalam koalisi pemerintahannya di periode kedua jika dia memenangkan sengketa di MK.

Menhan Ryamizard Ryacudu: Saya Sudah Tanyakan Satu Persatu Anggota Kopassus, Mereka Tidak Terlibat

Kapolri Tito Karnavian Tegaskan Polri Tidak Sebutkan Kivlan Zein sebagai Dalang Kerusuhan 21-22 Mei

Ini Jawaban Maruf Amin Soal Langkah BPN Prabowo - Sandiaga Persoalkan Statusnya di Dua Bank

Mahfud MD Tanggapi Soal Status Maruf Amin di Dua Bank, Tapi Mahfud Enggan Tanggapi Ini, Mengapa?

"Ya fokus kami sekarang masih di MK. Kami fokus menghadapi gugatan yang akan kami ajukan ke MK. Belum terpikir sedikitpun soal bergabung," ujar Andre saat dihubungi, Rabu (12/6/2019).

"Orang kami yakin Insya Allah Pak Prabowo yang menang di MK. Nanti kami yang mengajak koalisi ke kami. Bukan kami diajak ke sana. Tapi Insya Allah kami yang mengajak mereka gabung ke kami nanti setelah (sidang) MK," lanjut Andre Rosiade.

Andre Rosiade menilai wajar pernyataan Jokowi tersebut.

Dia mengatakan jika menang di MK, Jokowi tentu ingin koalisi pemerintahannya ke depan sangat kuat.

Karena itu, dia menilai Jokowi ingin terus menambah kekuatan di dalam koalisinya ke depan agar pemerintahan berjalan efektif.

"Beliau merasa sebagai pemenang. Tentu beliau ingin mengajak teman-teman. Saya rasa itu hal biasa dalam politik. Bahwa ingin menambah teman di koalisi, di barisan. Hal itu yang biasa dalam politik untuk menambah kekuatan ya. Kami maklumi, itu hak beliau," tutur Andre. 

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo membuka pintu selebar-lebarnya bagi partai politik oposisi untuk bergabung bersama partai politik pendukung pemerintah periode 2019 - 2024.

Ajakan itu terutama ditujukan kepada Partai Gerindra yang dipimpin rival Jokowi dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto.

Sebagaimana dikutip dari wawancara khusus dengan Jakarta Post, Rabu (11/6/2019) kemarin, Jokowi mengaku, membuka diri bagi siapa saja yang ingin bekerja sama membangun negara.

“Saya terbuka kepada siapa saja yang ingin bekerja sama untuk mengembangkan dan membangun negara bersama,” ujar Jokowi saat ditanya spesifik mengenai kemungkinan masuknya Gerindra ke koalisi pendukung pemerintah.

“Sangat tidak mungkin bagi kami untuk membangun negara sebesar Indonesia sendirian. Kami membutuhkan kerja bersama,” lanjut Jokowi.

Posisi Gerindra di DPR periode 2019-2024 relatif kuat.

Pada Pileg 2019, Gerindra menempati urutan ke tiga partai politik yang memperoleh suara terbanyak dengan 17.594.839 suara atau 12,57 persen.

Meski demikian, Jokowi menegaskan, prinsip yang akan dikedepankan adalah musyawarah untuk mufakat sekaligus kontrol yang baik dalam menjalankan pemerintahan.

“Semangat kita tetap musyawarah untuk mufakat. Bagaimanapun, sebuah negara demokrasi besar tetap membutuhkan kontrol, baik dari internal maupun dari eksternal,” ujar Presiden. 


Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Belum Berniat Gabung Koalisi Jokowi, Gerindra Yakin Prabowo-Sandiaga Menang

Berita Terkini