Asosiasi pilot bahkan mendesak KNKT untuk menginvestigasi sistem pelatihan yang diperoleh pilot Lion Aior sebelum menerbangkan pesawat tersebut.
Sebelumnya, dua serikat pilot AS memperkirakan, fitur keselamatan di pesawat Boeing Co 737 Max tidak cukup dijabarkan dalam manual atau pelatihan mereka.
Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal mengeluarkan arahan minggu lalu, memberi tahu awak pesawat tentang sistem tersebut.
Sistem tersebut dirancang untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap para pilot yang kehilangan kendali.
Hal itu mendorong penerbang, serikat pekerja dan departemen pelatihan untuk menyadari bahwa tidak ada satupun dokumentasi untuk pesawat Max termasuk penjelasan tentang sistem, kata pemimpin serikat.
"Kami tidak suka karena kami tidak diberitahu," kata Kapten Jon Weaks, presiden Asosiasi Pilot Maskapai Penerbangan Barat.
Kapten Dennis Tajer, seorang kapten dan juru bicara Asosiasi Pilot Sekutu 737 di American Airlines Group Inc, mengatakan anggota serikatnya juga prihatin.
Keluhan dari Southwest Airlines Co dan Amerika yang membeli Max dijadikan contoh terhadap masalah tersebut.
Southwest adalah operator terbesar yang menggunakan 737 Max. Perusahaan itu sudah memesan 257 jet Max dan belum dikirimkan.
"Ini bukan tentang lapisan birokrasi, ini tentang mengetahui pesawat Anda," kata Kapten Tajer. "Kami akan selalu bersemangat dan agresif dalam mendapatkan pengetahuan tentang pesawat baru."
Sebuah buletin dari APA untuk pilot Amerika mengatakan, rincian tentang sistem itu tidak termasuk dalam dokumentasi tentang pesawat itu.
"Perusahaan-perusahaan dan para pilot seharusnya diberitahu," kata Capt Weaks. "Itu membuat kita bertanya, 'Apakah itu segalanya, kawan?' Saya berharap tidak ada lagi kejutan di luar sana. "
Boeing mengatakan pihaknya yakin akan keselamatan keluarga jet 737 Max.
"Keselamatan tetap menjadi prioritas utama kami dan merupakan nilai inti bagi semua orang di Boeing."
Beberapa rincian telah dirilis tentang penyebab yang mendasari kecelakaan Lion Air pada 29 Oktober lalu.
KNKT mengatakan bahwa sensor yang salah pada komputer pesawat telah mendorong pesawat menukik ke laut.
Namun Boeing menyebutkan bahwa fitur keamanan baru ditambahkan pada model Max untuk mencegah pilot kehilangan kendali.
Badan investigasi berencana untuk merilis laporan awal antara 28 dan 29 November, sebulan setelah kecelakaan, sebagaimana diamanatkan oleh perjanjian internasional.
FAA, yang mensertifikasi pesawat itu tidak berkomentar mengenai masalah tersebut.
Arahan darurat FAA mensyaratkan bahwa operator AS merevisi manual penerbangan dan mengatakan "akan mengambil tindakan lebih lanjut jika temuan dari surat perintah penyelidikan kecelakaan".
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Boeing Siapkan Rp 1,4 Triliun untuk Keluarga Korban Jatuhnya 737 Max"