TRIBUNBATAM.id - Tri Rismaharini, Walikota Surabaya langsung bereaksi melihat video viral bocah perempuan dikeroyok 8 orang di Dharmahusada Indah Barat, Surabaya.
Dilansir dari Surya.co.id, Risma menugaskan kepada Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) untuk mendampingi korban pengeroyokan.
Tak hanya itu, DP5A juga akan berkoordinasi dengan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya.
• Mau Kuliah di Australia? Inilah Perkiraan Biaya Hidup Mahasiswa di Perth
• Pura-pura Beri Tumpangan, Seorang Pria Hipnotis dan Kuras Harta Turis Singapura, Begini Kronologinya
• Biar Rumah Tusuk Sate Bikin Hoki, Lakukan Sederet Hal ini
• Diingatkan Jangan Suka Selingkuh, Tukang Ojek Bacok Anggota TNI dengan Pedang, Begini Kejadiannya
"Tim itu juga bertemu Unit PPA di Polrestabes, nanti hasil laporannya itu akan dilaporkan ke Ibu (Risma). Ibu akan menindak lanjuti laporan itu, biarkan proses itu berjalan, tapi pemerintah kota pasti akan intervensi dari sisi keluarga (korban)," tutur Kabag Humas Pemkot Surabaya, M. Fikser, Jumat (5/7/2019).
Ia menambahkan, Risma memberikan perhatian besar terhadap kasus ini, karena ia fokus pada permasalahan anak dan sosial.
"Konsentrasi ibu yang besar itu kepada Sumber Daya Manusia, pendidikan, kesejahteraan, nah persoalan sosial ini kan berefek, pasti ibu perhatian di situ," imbuhnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Chandra Oratmangun, mengatakan TKP video memang benar berada di Perumahan Galaxy Dharmahusada Indah Barat Surabaya, namun rumah pelaku di Jojoran, Gubeng.
"Iya benar TKP-nya di lokasi perumahan. Tapi rumahnya di Jojoran, Kecamatan Gubeng," katanya.
DP5A kini tengah melakukan pendampingan psikologis, karena korban maupun pelaku adalah anak-anak.
Pengakuan Korban
Video viral bocah perempuan dianiaya 8 orang di Dharmahusada Indah Barat VIII Surabaya diduga berawal dari saling ejek.
Dari versi korban kepada polisi, permasalahan berujung penganiayaan tersebut bermula dari kesalahpahaman dan saling mengejek.
"Permasalahannya yang pasti saling mengejek sesama anak perempuan, itu pun keterangan sepihak dari korban. Kesalahpahaman," kata Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni, Sabtu (6/7/2019).
Namun, dugaan tersebut disebutkan Ruth akan diperjelas dengan keterangan dua pihak yaitu beberapa orang yang akan dipanggil, Senin (8/7/2019).
"Nanti jelasnya setelah melakukan pemeriksaan sembilan anak ya. Kalau hanya menjelaskan yang diperiksa korban dan satu saksi tidak akurat. Senin saja ya," kata Ruth.
Terkait kondisi korban maupun terlapor, Ruth mengatakan telah berkoordinasi dengan Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya.