Audrey adalah satu dari sekian banyak permata Indonesia yang “disia-siakan” negaranya.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari akun Facebook Rudi Kurniawan menuliskan kisah Audrey dalam unggahan pada hari Jumat (26/1/2018).
Ia menyelesaikan sekolah dasarnya hanya 5 tahun, SMP 1 tahun, SMA 11 bulan—persis di usianya yang masih 13 tahun.
Persoalan terjadi ketika ia hendak masuk ke perguruan tinggi.
Saat itu tidak ada satu pun kampus di Indonesia yang mau menerima bocah usia 13 tahun sebagai mahasiswanya.
Tapi ia tidak mundur.
Audrey akhirnya memutuskan pergi ke luar negeri, di Virginia, Amerika.
"Saya lulus Summa cum Laude dan Phi Beta Kappa pada usia 16 dari salah satu universitas terbaik dan tertua di Amerika, College of William and Mary di Virginia," tulis Audrey dalam blog pribadinya.
Kepintaran dan kecerdasan Audrey justru membuatnya terkucilkan.
Orang-orang dewasa di sekitarnya menganggapnya tidak normal.
Teman sebayanya menyebutnya aneh, harus dijauhi, dan tidak bisa diajak berteman.
Usai lulus kuliah Audrey berniat mendaftar jadi anggota TNI yang saat itu masih bernama ABRI.
"Setelah lulus, saya ingin mendaftar di militer Indonesia (ABRI), yang belum pernah dilakukan gadis Cina sebelumnya".
"Yang mengejutkan saya, saya menjadi beban cemoohan dan mendapat ancaman dari semua pihak (bahkan dari keluarga saya sendiri), serta pelecehan ras yang tak ada habisnya," lanjutnya.
Belakangan diketahui, Audrey ditolak masuk jadi anggota TNI karena usianya saat itu masih 17 tahun.
Audrey sempat bekerja sebagai pengajar Bahasa Inggris di Tiongkok.
Karena gagal masuk jadi anggota TNI, Audrey memutuskan menempuh S-3 di Paris, mengambil jurusan Fisika dan Bahasa.
Audrey lulus S-3 di usia kurang dari 25 tahun.
(*)