Mahalnya harga tiket pesawat membuat jumlah penumpang pada masa angkutan Lebaran di Bandara Kualanamu menurun 20 persen dibanding tahun lalu.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendata, komponen-komponen pembiayaan operasional pesawat yang berdampak pada harga tiket terdiri dari, avtur (30-31 persen), biaya leasing (20-24 persen), sumber daya manusia (14-16 persen), suku cadang dan perawatan (16-20 persen), serta jasa bandara (5 persen). Data itu dihimpun dari laporan dari para pelaku industri penerbangan.
Susiwijono menyatakan, pemberian diskon ini tetap memprioritaskan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.
Sebagai bonus, pemberian diskon dapat menarik minat penumpang untuk mengisi kursi di waktu yang tergolong sepi sehingga dapat menjadi kompensasi pembagian beban tersebut.
Menurut Awaluddin, penerapan kebijakan ini dapat menjadi pemicu pertumbuhan industri penerbangan nasional. Dia berharap, bandara turut menjadi ramai di jam-jam penerbangan yang semula sepi.
Adapun pemerintah akan mengumumkan rincian rute penerbangan LCC domestik yang terkena diskon 50 persen sebelum Kamis. Ke depannya, kebijakan ini akan diawasi dan dievaluasi secara berkala, minimal seminggu sekali.